Pamer Payudara di Bandara, Benarkah Siskaeee Ekshibisionis? Ini Kata Pakar

Pamer Payudara di Bandara, Benarkah Siskaeee Ekshibisionis? Ini Kata Pakar

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Senin, 06 Des 2021 15:16 WIB
Pamer Payudara di Bandara, Benarkah Siskaeee Ekshibisionis? Ini Kata Pakar
Siskaeee saat dibawa oleh polisi. (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Belakangan sosok Siskaeee ramai jadi perbincangan publik setelah ia membagikan video dirinya menunjukkan alat kelamin dan payudara di kawasan Yogyakarta International Airport (YIA). Awalnya, video tersebut ditayangkan di OnlyFans, tetapi lalu viral di media sosial lainnya.

Diketahui saat ini Siskaeee resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda DIY, Senin (6/12/2021). Banyak kalangan mengaitkan aksi kontroversial Siskaeee dengan gangguan jiwa ekshibisionisme.

Soal anggapan Siskaeee mengidap ekshibisionisme, Raditya Dhaniswara, M. Psi, psikolog klinis di RSK Dharmawangsa mengatakan, butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita perlu melihat latar belakangnya kenapa dia bisa begitu, perlu adanya pemeriksaan," kata Radit kepada detikcom, Senin (6/12/2021).

Eksibisionisme adalah suatu gangguan yang ditandai dengan adanya perilaku memperlihatkan alat kelamin seseorang pada orang lain. Gangguan ini termasuk juga dalam gangguan parafilia atau aktivitas seksual yang tidak pada umumnya (menyimpang).

ADVERTISEMENT

Radit menjelaskan, hingga saat ini belum ada penelitian pasti terkait faktor penyebab seseorang bisa mengalami gangguan eksibisionisme. Tetapi ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mengidap gangguan ini.

Pertama yakni faktor biologis, ditandai dengan adanya tingkat hormon yang tinggi dan bisa dialami baik wanita maupun pria. Kedua, trauma masa kecil.

"Kalau trauma masa kecil bisa saja karena pernah mengalami pelecehan emosional maupun seksual," terang Radit.

Ketiga perilaku impulsive, yakni kondisi dimana seseorang berperilaku tanpa berpikir panjang dan tidak memikirkan dampaknya. Keempat, gangguan kepribadian.

"Masalah kepribadian seperti narsistik yang ditambah dengan kontrol diri buruk atau dorongan seksual yang tinggi, biasa dikaitkan dengan gangguan eksibisionisme," ucap Radit.

Bagaimana penanganan ekshibisionisme? Simak di halaman berikutnya.

Penanganan Eksibisionisme

Lebih lanjut psikolog yang berpraktik di RSK Dharmawangsa tersebut menjelaskan, bagi pengidap eksibisionisme dapat disembuhkan dengan dua cara yakni psikoterapi dan pengobatan. Dan hal ini harus segera dilakukan.

"Kita bisa melakukan terapi paralel yang diberikan psikiater dan psikolog. Untuk psikiater pertama akan dievaluasi dahulu dan diberikan obat. Kemudian tim psikolog akan memberikan terapi Cognitive Behavioral Therapy (CBT), kita akan mengubah sudut pandang pengidap yang bersikap negatif ke positif," terang Radit.

Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu mengidentifikasi penyebab seseorang sengaja menunjukkan alat kelaminnya.

"Jika kita mengalami suatu keadaan, kita harus segera meminta pertolongan sehingga kita tidak stuck. Ketika sudah stuck, cenderung kita akan mengalami depresi atau mengalami kondisi lainnya," tutup Radit.

Halaman 2 dari 2
(kna/kna)

Berita Terkait