Indonesia melaporkan kasus pertama varian Omicron yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin hari ini, Kamis (16/12/2021). Kasus pertama ini merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet.
Menanggapi ini, eks direktur WHO Asia Tenggara Profesor Tjandra Yoga Aditama menekankan untuk menelusuri orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien Omicron tersebut.
"Juga perlu dinilai apakah sudah terjadi "community transmission" atau tidak, khususnya kalau kasus yang positif memang tidak ada riwayat perjalanan ke negara terjangkit," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (16/12/2021).
"Harus diidentifikasi apakah memang sudah ada "sustained transmission" atau penularan berkelanjutan atau tidak," imbuhnya.
Selain itu, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini juga mendorong pemerintah mencegah penyebaran varian ini. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Meningkatkan tes (baik PCR dan juga sekuens genom, secara sistematis dan luas) dan telusur pada sebagian besar kontak dari seorang kasus, tidak cukup ditetapkan hanya 8 misalnya.
2. Terus meningkatkan vaksinasi, hari ini masih sekitar separuh penduduk kita belum mendapat vaksinasi memadai (2 kali), dan bahkan masih sekitar dua pertiga lansia kita yang belum terlindungi dengan vaksin memadai.
3. Melakukan pembatasan sosial sesuai dengan perkembangan epidemiologi. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Data yang tersedia harus akurat.
- Jika ada peningkatan kasus, jangan sampai terlambat untuk melakukan pengetatan pembatasan sosial.
4. Semua keputusan tentu diambil berdasar bukti ilmiah. Dalam hal ini perlu diingat bahwa mungkin saja ada berbagai pendapat pakar terhadap suatu masalah, dan untuk itu perlu penapisan yang cermat.
Simak Video "Video: Waduh! Varian Covid-19 'Stratus' Mendominasi RI, Apakah Berbahaya?"
(sao/up)