Varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia, ditemukan pada seorang pekerja kebersihan (pasien N) Wisma Atlet berdasarkan hasil tes, Rabu (15/12/2021). Diyakini memiliki penularan yang cepat, bahkan dikhawatirkan mengalahkan varian Delta, lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron?
"Tidak usah khawatir, tidak usah panik. Kita hidup seperti biasa, yang paling penting adalah jaga kewaspadaan. Kewaspadaannya (seperti) dari protokol kesehatan, jangan kendor," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12/2021).
"Kurangi perjalanan luar negeri yang tidak penting. Omicron terbukti (menular) sangat cepat. Inggris dari 10 kasus per hari, menjadi 100 per hari, sekarang 70 ribu per hari. Lebih tinggi daripada kasus di Indonesia pada Juli sebanyak 50 ribu per hari," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Profesor Tjandra Yoga Aditama menyebut pendeteksian dan pembatasan penularan varian Omicron harus dilakukan sesegera mungkin. Ia memaparkan empat langkah tindakan mitigasi:
1. Mencari sumber penularan varian Omicron pada pasien N
Menurut Prof Tjandra, langkah pertama adalah mencari siapa yang menulari varian Omicron pada pasien N di Wisma Atlet. Kemungkinan pertama, warga Indonesia yang baru pulang dari luar negeri kemudian dirawat di Wisma Atlet. Kemungkinan kedua, pasien N tertular dari sesama petugas Wisma Atlet.
"Kalau kemungkinan kesatu maka tentu akan dapat dilacak karena daftar semua pasien wisma atlet di 14 hari ke belakang tentu tersedia, lengkap dengan alamatnya, yang tinggal dicek satu persatu," terang Prof Tjandra dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (16/12/2021).
"Kalau pasien N tertular dari temannya sesama petugas Wisma maka juga dapat dicek tentang dengan siapa saja dia kontak dalam 14 hari terakhir. Hanya saja, kalau tertular dari sesama petugas maka lalu harus ditelusuri lagi dari mana petugas itu tertular, dan seterusnya, secara cermat," sambungnya.
Simak Video 'Omicron Masuk Indonesia, Ini Hal-hal yang Harus Diperhatikan':
2. Melacak riwayat perjalanan sumber penularan dalam 14 hari terakhir
Menurut Prof Tjandra, setelah sumber penularan varian Omicron pada pasien N ditemukan, penting untuk menelusuri ke mana saja orang tersebut, pasien N, serta kontak dari sumber penular pasien N bepergian dalam 14 hari terakhir. Kemudian kontak tersebut harus diperiksa dengan PCR.
"Kalau di Singapura maka yang kontak langsung ini diberi "Health Risk Warning (HRW)". Mereka yang tidak kontak langsung tetapi pernah berada dalam ruangan yang sama maka perlu diidentifikasi, diminta sedapat mungkin membatasi mobilisasi dan segera menghubungi petugas kesehatan kalau ada keluhan dan atau ingin diperiksa," jelas Prof Tjandra.
3. Segera karantina
Langkah selanjutnya, jika langkah satu dan dua sudah dilakukan, orang-orang yang ditemukan tersebut harus segera diisolasi atau dikarantina untuk memutus rantai penularan varian Omicron.
4. Diumumkan secara terbuka pada publik
Terakhir menurut Prof Tjandra, riwayat tempat yang pernah dikunjungi pasien N dan penularannya sebaiknya diumumkan ke publik agar orang-orang yang pernah mengunjungi tempat tersebut waspada.
"Pada 15 Desember misalnya, di Singapura ada suami istri yang positif varian Omicron dan lalu diumumkan ke publik secara luas tentang nama 4 restoran yang mereka pernah kunjungi, sehingga pengunjung restoran yang sama dapat waspada," terang Prof Tjandra.
"Keempat hal ini adalah dalam kerangka "multi layer mitigation approach", upaya mitigasi secara berlapis, yang memang harus kita lakukan di lapangan untuk mengendalikan situasi," pungkasnya.











































