Belum lama ini pemerintah RI mengumumkan varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran varian Omicron di Indonesia, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan selalu mematuhi protokol kesehatan khususnya dalam penggunaan masker.
Meski begitu, ada jenis masker yang sebenarnya tak disarankan untuk dipakai, karena malah berisiko memicu penyebaran virus Corona termasuk varian Omicron.
Masker terbaik tangkal varian Omicron
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, menjelaskan bahwa masker tetap efektif untuk menangkal varian baru COVID-19 termasuk varian Omicron. Namun, terkait penggunaan jenis masker disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masker KN95 vs KF94
Masker pertama yang bisa digunakan adalah masker KN95 dan KF94. Masker ini juga banyak digunakan masyarakat, mana nih yang memiliki tingkat filtrasi lebih tinggi?
"Sebenarnya sama saja antara KN95 dan KF94, yang penting bisa memfiltrasi partikel kurang dari 2,5 mikron," ujar ahli paru yang berpraktik di RSUP Persahabatan.
Masker ganda
Selanjutnya adalah masker ganda, dr Agus menyarankan terkait masker ganda hanya ditujukan untuk masyarakat yang beraktivitas sehari-hari. Tidak dengan petugas kesehatan yang wajib memakai masker dengan tingkat filtrasi lebih tinggi.
"Semua balik ke tujuan penggunaan maskernya, kalau untuk masyarakat sehari-hari cukup dengan penggunaan masker bedah dengan masker kain," jelas dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), kepada detikcom beberapa waktu lalu
"Kalau masker bedah dan masker kain hanya memfiltrasi kurang dari 70 persen partikel sehingga tidak cocok untuk penggunaan medis. Tapi kalau untuk masyarakat disarankan menggunakan double mask," lanjutnya.
Ada juga lho masker yang tidak disarankan oleh dokter, selengkapnya klik halaman selanjutnya.
Adapun masker yang tidak dianjurkan sebagai upaya pencegahan varian Omicron, apa saja?
Masker buff
University of Duke melakukan analisis seberapa efektif 14 jenis masker melindungi diri dari paparan COVID-19. Studi mereka menunjukkan masker buff yang kerap dipakai pengendara motor adalah jenis masker yang paling tak efektif, lantaran tak bisa menahan droplet ketika berbicara.
"Kami menghubungkan ini dengan...tekstil memecah partikel-partikel besar menjadi banyak partikel kecil," kata dr Martin Fischer, ahli kimia, fisikawan dan penulis studi, dikutip dari CNBC.
Para ahli menyebut memakai masker buff bisa lebih berisiko tinggi menularkan COVID-19 karena lebih banyak droplet yang tak tersaring. Bahkan, bahan masker buff disebut dapat memecah droplet menjadi partikel lebih kecil.
Masker katup
Ahli pernapasan dari RS Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K) mengatakan masker katup malah berbahaya jika digunakan.
"Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau memakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan," ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), kepada detikcom, Sabtu (27/11/2021).
Masker kain tak berjenis katun
Beberapa waktu lalu, dokter spesialis paru RS Persahabatan, dr Diah Handayani, SpP, mengimbau agar masyarakat tidak memakai masker kain dengan jenis bahan di luar katun. Kriteria masker katun yang aman dipakai sehari-hari memiliki tiga lapis berbahan katun, karena mempunyai pori-pori yang rapat.
Di sisi lain, dr Diah menjelaskan masker kain yang menggunakan bahan lain umumnya tak memiliki pori-pori serapat katun.
"Karena setiap lekukan itu kan bisa menampung kuman dari luar, makanya kebersihannya harus dijaga," tuturnya.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(ayd/naf)











































