Pola penyebaran COVID-19 dunia diprediksi akan berubah dengan dominasi varian Delta dikalahkan Omicron. Hal ini sudah tampak di beberapa negara yang mengonfirmasi penularan luas varian Omicron, seperti misalnya Afrika Selatan dan Inggris Raya.
Mengapa kecepatan penularan varian Omicron bisa mengalahkan Delta?
Direktur eksekutif program darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, menjelaskan ini karena mutasi yang dimiliki oleh varian Omicron. Mutasi tersebut membuat bagian protein paku (spike protein) pada virus jadi lebih mudah menginfeksi sel manusia.
Mike menggambarkan protein paku virus COVID-19 ini seperti kunci. Semakin cocok bentuk kunci dengan 'gembok' yang ada pada sel manusia maka virus bisa lebih sukses menyebabkan infeksi lalu kemudian menular ke orang lain.
"Protein ini bekerja dengan cara menempel pada reseptor yang ada di sel. Seperti kunci dan gembok, protein ini bentuknya begitu pas sehingga virus lebih mudah masuk ke sel menyebabkan infeksi," kata Mike seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO, Sabtu (18/12/2021).
Mike menjelaskan virus penyebab COVID-19 yang sudah menyebar luas di dunia selama sekitar dua tahun punya banyak kesempatan untuk bermutasi. Tiap orang yang terinfeksi membuat virus bisa beradaptasi lebih mudah menular.
"Kita punya dua tahun kasus transmisi pada jutaan orang. Jadi virus ini punya dua tahun untuk beradaptasi lebih mudah masuk ke sel manusia," lanjut Ryan.
"Dan apa yang dimiliki oleh varian Omicron adalah perubahan pada genetiknya yang berdampak pada bentuk dan kemampuan spike protein untuk menempel serta masuk ke sel manusia," pungkasnya.
