Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus varian Omicron naik 2 kali lipat dalam 1,5 hari hingga 3 hari. Diketahui saat ini Omicron sudah ditemukan di 89 negara.
WHO menjelaskan varian baru COVID-19 Omicron menyebar dengan cepat di negara-negara dengan tingkat kekebalan populasi tinggi. Namun hingga kini belum ada kejelasan apakah ini diakibatkan kemampuan virus untuk menembus kekebalan, peningkatan transmisi penularan atau kombinasi keduanya.
"Data keparahan Omicron masih terbatas. Lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan dan bagaimana keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya," ujar WHO dikutip dari laman CNBC Indonesia, Senin (20/12/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih ada data terbatas yang tersedia, dan tidak ada bukti peer-review, tentang kemanjuran atau efektivitas vaksin hingga saat ini untuk Omicron," lanjut dia.
Sementara itu, WHO juga mengimbau dengan semakin cepat kasus bertambah, rumah sakit bisa kewalahan. Bahkan, sudah ada rumah sakit di beberapa negara yang penuh oleh pasien varian Omicron.
"Rawat inap di Inggris dan Afrika Selatan terus meningkat, dan mengingat jumlah kasus yang meningkat pesat, ada kemungkinan banyak sistem perawatan kesehatan menjadi cepat kewalahan," pungkas WHO.
(ega/ega)











































