Tips Tenangkan Anak Saat Suntik Vaksin COVID-19

e-Life

Tips Tenangkan Anak Saat Suntik Vaksin COVID-19

dtv - detikHealth
Selasa, 21 Des 2021 06:14 WIB
Jakarta -

Saat ini vaksin COVID-19 untuk anak 6-11 tahun sudah tersedia di Indonesia. Demi memerangi pandemi COVID-19, usaha vaksinasi harus terus dilakukan, dan tak luput juga untuk anak-anak.

Namun, tak dipungkiri bahwa anak-anak sering takut jika hendak divaksin. Di sinilah peran orang tua atau pendamping sangat dibutuhkan untuk menenangkan anak. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi pemahaman ke anak mengenai mengapa mereka harus divaksin.

"Jangankan anak-anak. Orang dewasa pun mau melakukan sesuatu kalau mereka paham mengapa mereka harus melakukan itu. Anak juga begitu. Dia tahu apa pentingnya vaksinasi COVID-19, dan dia mau," jelas Dokter Spesialis Anak, dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K) di program e-Life detikcom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, anak juga berhak diberi penjelasan tentang apa yang akan terjadi pada saat vaksinasi. Beri pemahaman tentang kemungkinan sakit yang akan mereka rasakan.

"Jangan bilang, 'Nggak sakit.' Kita boleh bilang sama mereka, 'Ada sakit sedikit, tapi cepat. Tidak berlangsung lama, dan hanya sakit di satu titik.' Kemudian, kita juga bisa ceritakan pada saat kita divaksin, apa yang kita rasakan," lanjut dr. Ariani.

ADVERTISEMENT

Meskipun anak telah merasa yakin, terkadang kecemasan anak bisa meningkat menjelang vaksinasi. Oleh karena itu, pendamping anak bisa membantu memegangi anak dengan mantap, dan mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya bicara.

Selain itu, penting untuk tidak memarahi anak saat dirinya merasa cemas karena takut disuntik.

"Pada saat anak khawatir hendak divaksin, kita harus memahami dan mendengarkan keluh kesah mereka. Kita bisa bilang, 'Oh iya, Mama mengerti kamu takut. Tapi kamu tahu kan, bahwa ini perlu. Kamu ingat kan betapa tidak enaknya waktu si X misalnya, saudaranya, mengalami COVID,' atau bahkan anak itu sendiri barangkali sudah pernah terkena infeksi," kata dr. Ariani.

(gah/gah)

Berita Terkait