Di akhir tahun 2021 lalu, China melaporkan kasus COVID-19 lokal terbesar sejak pandemi Corona pertama kali diidentifikasi di negara tersebut. Komisi Kesehatan Nasional mengumumkan pada Sabtu (1/1/2022) bahwa ada sebanyak 175 kasus infeksi komunitas baru yang dilaporkan di sana.
Dalam laporan tersebut, disebutkan 175 kasus yang dikonfirmasi terjadi pada 31 Desember 2021 itu memiliki gejala klinis. Hal ini membuat total kasus penularan lokal bergejala di daratan China dalam seminggu terakhir mencapai 1.151 kasus.
Dikutip dari Channel News Asia, lonjakan kasus ini kemungkinan disebabkan oleh wabah COVID-19 yang terjadi di pusat industri dan kasus di kota Xi'an, yang sudah di lockdown untuk mengurangi risiko penyebaran virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Agustus 2021 lalu, Komisi Kesehatan Nasional mengungkapkan China sudah mencoba untuk mengendalikan wabah COVID-19 ini dalam waktu sekitar dua minggu.
Beberapa kota di sepanjang perbatasan China juga berada pada risiko virus Corona yang lebih tinggi. Ini bisa mungkin disebabkan karena adanya jaringan transportasi darat atau masuknya pelancong yang terinfeksi dari negara lain.
Tak hanya itu, selama 2021 beberapa pelancong itu terinfeksi wabah varian Delta yang mengakibatkan pembatasan perjalanan saat itu sangat diperketat.
Kota Xi'an masih di lockdown
Selama di lockdown, masyarakat Kota Xi'an dilarang untuk meninggalkan rumah mereka untuk mengurangi risiko penularan virus. Bahkan, para mahasiswa di sana juga tidak diperbolehkan keluar dari kampus, salah satunya Li Jiaxin.
Ia pun terpaksa harus menghabiskan malam Tahun Baru bersama tiga orang teman sekamarnya karena tidak bisa bertemu dengan keluarganya.
"Saya merasa sedih karena tidak kita tidak bisa bersama (dengan keluarga) saat ini," katanya.
(sao/kna)











































