Masuknya varian Omicron yang lebih menular dibanding varian Delta memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi Indonesia. Sebuah lembaga di Amerika Serikat membuat prediksi yang makin bikin cemas.
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), sebuah lembaga independen di Washington University, memprediksi adanya peningkatan tajam kasus COVID-19 di akhir Januari 2022. Angkanya bisa terus meningkat hingga tembus 387 ribu kasus perhari pada April 2022.
Bahkan dengan adanya booster atau dosis ketiga vaksin COVID-19, jumlah kasus diperkirakan masih bisa tembus 289 ribu kasus perhari pada April 2022. Dengan ditambah penggunaan masker oleh 80 persen populasi, angkanya hanya berkurang jadi 266 ribu kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski diprediksi ada peningkatan kasus COVID-19, keterisian rumah sakit diperkirakan tidak akan mengalami ledakan. Tertinggi ada di angka 700 pasien Omicron pada April, ketika kasus COVID-19 menembus angka 300-an ribu.
Kondisi ini berbeda jauh dibanding ketika IHME memprediksi serangan varian Delta pada Juli 2021. Ketika itu, kebutuhan kamar rumah sakit diperkirakan mencapai 72 ribu tempat tidur dan ICU sebensar 15 ribu.
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi detikcom menjelaskan, sejauh ini tidak pernah ada prediksi yang benar-benar tepat. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa ancaman Omicron bisa saja membuat tren COVID-19 kembali melonjak.
"Kalau varian Omicron bisa saja karena doubling time dan penularan yang cepat," ungkap dr Nadia saat dihubungi detikcom Selasa (5/1/2022).
Karenanya, dr Nadia mengingatkan untuk selalu patuh menerapkan protokol kesehatan. Bagi yang belum vaksin, ia mengimbau untuk segera vaksinasi.
(up/up)











































