Dunia digegerkan kembali dengan varian COVID-19 terbaru bernama Deltacron. Varian ini ditemukan oleh seorang peneliti yang berbasis di Siprus dan mengklaim bahwa Deltacron merupakan gabungan dari varian Delta dan Omicron.
Saat dunia masih bergelut dengan Omicron, laporan varian baru ini tentu sangat mengkhawatirkan. Namun, menurut laporan media, para ahli telah menyatakan bahwa varian ini tidak ada bukti dokumentasi ilmiahnya dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Ini juga bukan kali pertama muncul rumor soal gabungan Delta dan Omicron. Pasalnya beberapa waktu lalu, istilah 'Delmicron' juga sempat menghebohkan dunia.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta tentang Deltacron yang diterangkan oleh para ahli.
1. Alasan penamaan Deltacron
Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus dan kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler yang menemukan varian Deltacron, menginformasikan bahwa jenis baru virus Corona ini dinamai Deltacron karena adanya identifikasi tanda genetik mirip Omicron dalam genom Delta.
2. Ada 25 kasus Deltacron
Analisis statistik oleh Kostrikis dan timnya kemungkinan telah mengidentifikasi 25 kasus Deltacron. Tim tersebut juga menunjukkan bahwa frekuensi relatif dari jenis gabungan lebih tinggi pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena covid-19 dibandingkan dengan yang tidak dirawat di rumah sakit.
3. Sudah dilaporkan ke GISAID
Genome sequencing 25 kasus Deltacron sudah dikirim ke GISAID, database internasional yang melacak perubahan virus, pada 7 Januari 2022.
4. Karakteristik Deltacron belum diketahui
Karakteristik Deltacron belum diketahui pasti seperti apa, sebab terkait penularannya, masih belum dipastikan apakah varian ini menular lebih cepat atau malah hilang dengan sendirinya.
"Kita akan melihat di masa depan jika jenis ini lebih lebih menular atau apakah akan bertahan."
5. Kemungkinan adanya kontaminasi
Masih banyak perdebatan apakah Deltacron adalah varian yang sebenarnya atau bukan. Namun, Ahli virologi Tom Peacock mengatakan di media sosial bahwa Deltacron mungkin bukan varian sebenarnya, tetapi kemungkinan ada kontaminasi.
"Jadi ketika varian baru datang melalui laboratorium sekuensing, kontaminasi tidak biasa (volume cairan yang sangat sangat kecil dapat menyebabkan ini) biasanya urutan yang cukup jelas terkontaminasi ini tidak dilaporkan oleh media utama," tulisnya.
"Rekombinan pasti patut diperhatikan dan hampir pasti pada akhirnya akan ditemukan, contoh khusus ini hampir pasti kontaminasi," sambungnya.
6. Bukan nama resmi dari WHO
Penting untuk dicatat bahwa Deltacron bukanlah nama resmi yang diberikan untuk strain oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan juga bukan varian yang diakui secara resmi. WHO hanya memberikan nama varian COVID-19 sesuai urutan alfabet Yunani.
Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)