Varian Omicron diperkirakan sudah mendominasi kasus COVID-19, khususnya di DKI Jakarta. Kementerian Kesehatan RI juga sudah menemukan kasus pada anak-anak, terutama terjadi di klaster keluarga.
Hal ini diungkap oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi dalam perbincangan dengan HaiBunda, Sabtu (29/1/2022).
"Kalau untuk Omicron, kita lihat ada ya, tapi kecil sekali angkanya, hanya 2 atau 3 (kasus), terutama terjadi karena cluster keluarga ya. Orang tuanya positif, kebetulan di rumah ada anak," kata dr Nadia.
Meski tak merinci data lebih detail, dr Nadia mengatakan kasus Omicron pada anak ditemukan di rentang usia sekitar 6-11 tahun. Dibandingkan kasus pada orang dewasa, proporsi kasus pada anak juga masih terbilang kecil.
"Kalau saat ini dilihat proporsi kasus pada anak itu hanya sekitar 12 persen, tetap paling banyak pada dewasa," ujar Nadia.
Gejala pada anak
Sama seperti pada orang dewasa, gejala yang dialami pasien Omicron pada anak menurut dr Nadia cenderung ringan. Gejala klinis yang muncul bahkan disebut mirip gejala influenza.
"Umumnya gejala batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan. Pada prinsipnya ini kan penyakitnya satu, COVID-19. Hanya varian saja yang berbeda dan mutasi itu tidak memberikan perbedaan terhadap gejala klinis," papar dr Nadia.
Lalu bagaimana cara mencegah penularannya?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
Simak Video "Gejala Omicron BN.1 yang Sudah Masuk Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)