Para peneliti di Suzhou Institute of Biomedical Engineering and Technology, China, tengah mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang bisa merawat janin di rahim buatan. Teknologi ini diharapkan peneliti dapat membantu masalah kehamilan.
Pemimpin studi Sun Haixuan menjelaskan timnya mengembangkan AI yang dapat memonitor kondisi janin mulai dari tingkat karbon dioksida, nutrisi, hingga potensi kecacatan. Ini berbeda dari teknologi sebelumnya yang mengharuskan seseorang untuk secara rutin mengecek kondisi embrio.
Sejauh ini teknologi masih dites pada embrio tikus. Percobaan riset pada embrio manusia belum bisa dilakukan karena terbentur masalah etika dan aturan internasional yang melarang riset janin manusia berusia 2 minggu ke atas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AI ini tidak hanya akan membantu memahami lebih dalam asal-usul kehidupan dan perkembangan embrio manusia, tetapi juga bisa memberikan dasar teoretis untuk memecahkan masalah cacat lahir dan masalah kesehatan reproduksi lainnya," komentar tim peneliti seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (2/2/2022).
Janin buatan sendiri bukan hal baru karena berbagai variasinya sudah digunakan dalam program bayi tabung atau untuk merawat bayi lahir prematur. Hanya saja seiring perkembangan jaman teknologinya semakin canggih, memicu diskusi kemungkinan di masa depan wanita sama sekali tidak perlu hamil.
(naf/up)











































