Dokter paru menjelaskan 90 persen pasien COVID-19 varian Omicron mengalami gejala berupa batuk berdahak. Sulit dibedakan dengan gejala flu biasa, lantas apa saja gejala lainnya yang marak dialami pasien Omicron?
Mengacu pada data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan gejala yang dialami pasien Omicron memang sangat mirip layaknya pasien flu biasa. Di antaranya berupa batuk, hidung meler dan tersumbat, serta kelelahan.
"Ini data yang saya ambil dari CDC Amerika Serikat, gejala terbanyak adalah batuk berdahak hampir 90 persen, sesak napas hanya sedikit 16 persen. Demam juga tidak sampai separuh pasien. Gejala banyak berikutnya adalah kelelahan atau badan pegal-pegal, nyeri itu sampai 65 persen," terangnya dalam diskusi daring bertajuk 'Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh untuk Mencegah Penularan COVID', Kamis (3/2/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hidung tersumbat, pilek, hidung berair sampai 60 persen. Ada juga mual, muntah, dan lain-lain. Kalau kita lihat berbagai kasus terbanyak hidung tersumbat atau berair, nyeri tenggorokan sangat khas (pada pasien Omicron). Terutama tenggorokan gatal, mudah lelah, sakit kepala, dan batuk," sambungnya.
Ia menambahkan, di tempatnya berpraktik, banyak juga pasien Omicron yang mengalami batuk. Bukan batuk berdahak, melainkan batuk kering. Di samping itu, berbeda dengan gejala infeksi varian Corona lainnya, hanya 20 persen pasien Omicron yang mengalami gejala demam.
"RS Persahabatan paling banyak (menemukan pasien Omicron) batuk kering, nyeri tenggorokan, pilek, sakit kepala, nyeri perut, dan hampir 20 persen yang demam," pungkas dr Erlina.
(vyp/naf)











































