Akurasi tes PCR COVID-19 tengah banyak dipertanyakan. Beberapa orang melakukan tes di lab yang berbeda dan mendapatkan hasil yang berbeda pada rentang waktu yang berdekatan atau bahkan sama.
Menjawab keraguan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyiratkan bahwa kesalahan dalam pemeriksaan PCR memang mungkin terjadi. Karenanya, tes pembanding sah-sah saja dilakukan.
"Tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna. Karena baik dari sensitivitas maupun spesivisitas kisarannya antara 95-99 persen," kata Menkes Budi dalam konferensi pers update PPKM, Senin (7/2/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada Tes PCR di manapun di dunia ini yang 100 persen sempurna," tegasnya.
Kepada pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), Menkes mempersilakan tes pembanding dengan biaya sendiri jika merasa ragu dengan hasilnya. Tidak hanya satu pembanding, Menkes menyarankan untuk sekaligus melakukan 2 tes pembanding agar benar-benar bisa dibandingkan hasilnya.
"Selaigus 2 lab yang berbeda dan terakreditasi," kata Menkes.
Kesalahan data PeduliLindungi
Masih terkait tes PCR, kesalahan data hasil tes di PeduliLindungi belakangan ini kerap dikeluhkan. Menurut Menkes, hal ini antara lain terjadi karena meningkatkan jumlah pemeriksaan hingga 2 kali lipat.
"Saya rasa memang kemarin tes biasanya 250 ribu sampai 300 ribu per hari, tesnya masuk kemarin masuk PeduliLindungi naik jadi 500 ribu," kata Menkes.
"Jadi banyak lab yang masih kesulitan untuk memasukan data ke PeduliLindungi, melakukan kesalahan pada saat memasukan data karena bebannya demikian tinggi," lanjutnya.
Untuk mengatasinya, Menkes menyebut sudah ada koneksi online dengan sejumlah laboratorium sehingga tidak perlu data entry manual. Nantinya, hasl tes PCR di lab tersebut akan langsung masuk ke PeduliLindungi.
(up/up)











































