Meski gejala varian Omicron diyakini lebih ringan dibanding varian Corona lainnya, dunia belum bebas dari risiko munculnya varian Corona baru yang lebih berbahaya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan,cakupan vaksinasi COVID-19 yang rendah di Afrika menciptakan kondisi yang 'ideal' untuk varian Corona yang lebih berbahaya muncul.
WHO sebelumnya sudah memperingatkan negara-negara untuk tidak melakukan pendekatan penanganan pandemi secara domestik, melainkan harus secara global. Pejabat WHO menegaskan, negara-negara akan memiliki rasa aman yang salah jika berpatok pada cakupan vaksinasi yang tinggi di negaranya sendiri. Pasalnya, virus bisa menyebar dengan cepat di mana saja, menyebabkan varian baru yang mungkin lebih mematikan dan bisa menghindari imunitas dari vaksin.
Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut, cakupan vaksinasi COVID-19 yang tinggi di beberapa negara dibarengi tingkat keparahan varian Omicron mendorong 'narasi berbahaya' bahwa pandemi COVID-19 telah berakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pandemi tidak bisa disimpulkan berakhir jika 70 ribu orang masih meninggal setiap minggu, 83 persen populasi Afrika belum divaksinasi, sistem kesehatan tertekan, serta COVID-19 dalam kondisi 'hampir tidak terkendali'.
"Faktanya, kondisi ini ideal untuk (virus Corona) lebih menular, dengan varian yang lebih berbahaya menyebar," kata Ghebreyesus, dikutip dari Newsweek, Senin (21/2/2022).
WHO mencatat di mayoritas negara di Afrika, vaksinasi COVID-19 baru mencapai kurang dari 20 persen populasi. Begitu juga beberapa negara di Eropa Timur, tercatat memiliki tingkat vaksinasi yang sangat rendah.
Tanpa vaksinasi yang memadai di negara-negara tersebut, WHO meyakini COVID-19 akan terus berkembang dengan kecepatan tinggi. Tanpa perluasan akses testing COVID-19, WHO memperingatkan dunia tidak akan benar-benar mengetahui sejauh mana sirkulasi virus atau varian ancaman yang ditimbulkan.
Menurut WHO, mengakhiri pandemi dan menghilangkan COVID-19 bukan lagi tujuan yang dapat dicapai. Sebaliknya, kini tujuannya adalah mengakhiri keadaan darurat kesehatan masyarakat dengan meningkatkan vaksinasi dan akses ke testing dan terapi.
(vyp/up)











































