Sejak kemarin (24/2/2022), berita tentang invasi Rusia ke Ukraina menggema di seluruh dunia. Perang yang terjadi antara kedua negara ini menyita perhatian publik yang dibicarakan di berbagai platform, termasuk media sosial.
Berbagai informasi yang berlimpah ini tak ayal bikin sejumlah orang menjadi panik dan was-was. Mengikuti perkembangan berita invasi Rusia ke Ukraina juga bisa menyebabkan stres dan cemas di sebagian kelompok.
"Saya pikir setiap orang mengalami beberapa tingkat kecemasan tentang apa yang terjadi di dunia," kata Michael Ziffra, MD, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Northwestern University di Chicago dikutip dari WebMD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merasa cemas adalah reaksi manusia yang normal. Namun akan menjadi masalah ketika hal tersebut sudah membuat seseorang tak bisa melakukan aktivitas apapun.
Ziffra mengatakan bisa menjadi masalah jika seseorang menghabiskan banyak waktu untuk terobsesi atau merenungkan berita negatif saat tidak memegang ponselnya, hingga mengganggu pekerjaan atau kehidupan di rumah.
"Jelas, apa yang kita alami saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini terjadi sekaligus, pandemi yang berkepanjangan, gejolak politik, perang, perubahan iklim," kata Ziffra.
Meskipun efeknya akan bervariasi dari orang ke orang, banyak yang memiliki perasaan depresi, cemas, gangguan tidur, dan kelelahan.
Ziffra menyarankan agar menahan diri untuk tidak terlalu banyak melihat foto atau video yang tersebar di media sosial. Jika merasa cemas berlebihan, hindari paparan terhadap berita-berita tersebut.
Olahraga teratur, tidur yang cukup, dan nutrisi yang tepat dapat membantu memerangi stres. Jika merasa bahwa ponsel Anda menyebabkan kecemasan, matikan untuk sementara waktu.
(kna/up)











































