.webp)
Kasus COVID-19 harian mulai melandai, Kementerian Kesehatan RI mengklaim tren baik ini konsisten dilaporkan tiga pekan terakhir. Namun, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mewanti-wanti potensi kenaikan kasus dan gelombang baru masih tetap ada.
"Potensinya (gelombang baru) ada di 4 bulan kedepan, intinya akan beberapa lama setelah bulan puasa. Tetapi lonjakannya akan bergeser ke daerah-daerah yang vaksinasinya lebih kecil, dengan asumsi tidak ada varian baru," ungkap Dicky kepada detikcom, Selasa (1/3/2022).
Meski begitu, Dicky optimistis pada bulan puasa besok masyarakat dapat melakukan aktivitas normal dan relatif tenang lantaran kasus harian mereda, tetapi protokol kesehatan tetap wajib diketatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak perlu ada PPKM darurat karena risikonya membaik di bulan puasa ini," tambahnya.
Mudik di Tengah Pandemi COVID-19
Lebih lanjut Dicky mengingatkan, meski kasus COVID-19 di Indonesia terus melandai, ia meminta seluruh lapisan masyarakat tetap bersabar dan menahan diri. Jika harus melakukan mudik, tetap menaati protokol kesehatan dan tetap waspada akan penyebaran virus Corona.
"Kalau bisa nggak mudik, ya jangan. Kalau harus mudik, tes dulu (Rapid antigen/Swab PCR), pastikan sudah booster, pastikan mematuhi prokes," papar Dicky.
Sedangkan untuk pemerintah, Dicky menyarankan untuk tetap tak berhenti membangun komunikasi risiko jelang bulan puasa 2022. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan tetap sadar akan bahaya COVID-19.
"Jangan 'ah tenang, sudah melandai', sehingga masyarakat menjadi abai. Meski cakupan vaksinasi meningkat, kalau bisa membatasi diri, itu lebih baik," tutup Dicky.
(any/naf)
