'Siluman Omicron' BA.2 Mulai Mendominasi di Inggris

'Siluman Omicron' BA.2 Mulai Mendominasi di Inggris

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Selasa, 01 Mar 2022 14:00 WIB
Siluman Omicron BA.2 Mulai Mendominasi di Inggris
Siluman BA.2 Omicron mulai mendominasi di Inggris (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Setelah berhasil melewati lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron, Inggris kembali dihadapkan dengan lonjakan kasus subvarian Omicron BA.2 atau yang kerap disebut dengan 'Siluman Omicron'. Pasalnya, subvarian Omicron tersebut sudah mulai mendominasi kasus COVID-19 di Inggris.

dr Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis untuk Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA) mengatakan subvarian BA.2 Omicron menyebar sekitar 30 hingga 60 persen lebih cepat dari varian asli BA.1. Kondisi ini dilihat dari tingkat pertumbuhan virus di seluruh wilayah di Inggris.

"Kami menemukan bahwa BA.2 memiliki tingkat penyebaran lebih tinggi dari varian asli BA.1. Meskipun rawat inap dan angka kematian tetap rendah, kasus COVID-19 masih tinggi di beberapa daerah dan berisiko bagi beberapa kelompok usia sehingga penting bagi kita untuk tetap berhati-hati saat pembatasan COVID dicabut," kata dr Hopkins, dikutip dari The Sun, Selasa (1/3/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa penelitian menunjukkan kedua strain, baik BA.1 dan BA.2, menimbulkan gejala lebih ringan dibandingkan dengan strain Delta ataupun varian sebelumnya. Seseorang yang terinfeksi varian Omicron, terutama mereka yang sudah divaksin penuh, cenderung tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Oleh karena itu, pemerintah Inggris tidak menganggap subvarian BA.2 Omicron ini menjadi sebuah ancaman bagi pemulihan Inggris dari COVID-19. Tetapi pihak pemerintah tetap waspada akan varian baru di masa depan yang dapat mengganggu stabilitas negara.

ADVERTISEMENT

Sehingga pemerintah masih mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk melindungi diri dari COVID-19 dengan mendapatkan vaksin dosis penuh serta vaksin booster.

Penyebaran BA.2 Lebih Cepat

Dalam penelitian terbaru, UKHSA menemukan BA.2 menjadi varian dominan di Inggris. Data juga menunjukkan, BA.2 lebih mudah menyebar daripada BA.1.

Tak hanya itu, ditemukan juga sangat mungkin seseorang terinfeksi BA.2 meski sebelumnya sudah terinfeksi BA.1.




(any/naf)

Berita Terkait