Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan perang di Ukraina dapat memperburuk kondisi pandemi COVID-19. Mengingat, kasus COVID-19 di wilayah tersebut sempat turun dari pekan sebelumnya, namun terdapat risiko kemunculan pasien dengan gejala lebih berat serta kematian yang lebih tinggi akibat tingkat vaksinasi COVID-19 yang masih rendah di Ukraina.
Mengacu pada Our World In Data, tingkat vaksinasi COVID-19 di Ukraina sekitar 34 persen, sementara di negara tetangga Moldova sekitar 29 persen.
Menurut laporan yang diterbitkan WHO pada Minggu (13/3/2022), terdapat total 791.021 kasus baru COVID-19 dan 8.012 kematian baru di Ukraina dan negara0negara sekitarnya terhitung antara 3-9 Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayangnya, virus ini akan mengambil peluang untuk terus menyebar," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, dalam jumpa pers dikutip dari CNN, Senin (14/3).
"Kami sebagai sebuah organisasi menyadari bahwa negara-negara berada dalam situasi yang sangat berbeda. Mereka menghadapi tantangan yang berbeda. Ada banyak pergerakan dan pengungsi yang terkait dengan krisis ini,"
imbuh direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, Dr Mike Ryan, dalam kesempatan yang sama.
Ryan juga menyinggung potensi kenaikan kasus COVID-19 di Ukraina dipengaruhi oleh kurangnya pengujian, penghentian program vaksinasi COVID-19, serta populasi yang stres dan lelah berperang.
Simak Video 'Zelensky Kutuk Serangan Rusia ke Pangkalan Militer Ukraina Dekat Polandia':











































