Subvarian 'Omicron siluman' BA.2 kini mulai menyebar di Indonesia, menyusul Omicron BA.1 yang memicu gelombang ketiga COVID-19 di RI. Meski gejala yang dipicu BA.2 diyakini mirip dengan flu layaknya gejala Omicron BA.1, Kementerian Kesehatan menyebut diperlukan data lebih banyak untuk memastikan tingkat fatalitas BA.2.
"Memang dikatakan BA.2 ini penularannya jauh lebih tinggi. Tetapi kalau kita bicara mengenai tingkat keparahan, belum ada data yang cukup mengenai hal ini maupun juga imunitas apakah lebih berat daripada BA.1 ataupun BA.1.1," ujar juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual terkait perkembangan COVID-19 di Indonesia, Selasa (15/3/2022).
"Ini masih diperlukan banyak data untuk memastikan apakah betul semakin menurunkan efikasi daripada vaksin pada varian BA.2 ini," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut menurut dr Nadia, pihaknya menyorot sejumlah negara yang kini kembali mengalami kenaikan kasus COVID-19. Sebab pada negara-negara tersebut, lonjakan kasus COVID-19 sempat mereda seiring gelombang Omicron BA.1. Namun setelah BA.2 dideteksi di negara tersebut, kasus COVID-19 meningkat kembali.
"Beberapa negara seperti yang harus kita lihat ini seperti negara Inggris, Korea Selatan, dan Hong Kong itu sebenarnya sudah mengalami penurunan kasus. Tapi kemudian pada waktu kasus BA.2 itu mulai banyak terdeteksi di negara-negara tersebut terlihat adanya peningkatan kasus kembali," bebernya.
"Ini artinya kita harus selalu waspada jangan pernah lengkah walaupun situasi terus membaik kita harus pertahankan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi," lanjut dr Nadia.
Gejala BA.2 Lebih Berat daripada Omicron BA.1?
Menurut dr Nadia, hingga kini terpantau tak ada perbedaan gejala pada kasus Omicron BA.2 dan BA.1. Masih sama seperti pasien Omicron BA.1, pasien BA.2 cenderung mengalami gejala yang mirip dengan flu biasa.
"Untuk gejala klinis tidak ada yang berbeda. Kita lihat gejala BA.2 maupun BA.1 itu sama, jadi memang cenderung seperti flu biasa (berupa) sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan dirasakan badan terasa pegal-pegal," jelas dr Nadia.
Mengingat dalam kesempatan lainnya, juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, menyebut kasus Omicron BA.2 telah terdeteksi di 19 provinsi, dengan jumlah 8.032 sequence di Indonesia.
(vyp/kna)











































