Warga +62 Siap-siap! RI Diprediksi Masuk Endemi COVID-19 3 Bulan Lagi

Warga +62 Siap-siap! RI Diprediksi Masuk Endemi COVID-19 3 Bulan Lagi

Vidya Pinandhita - detikHealth
Jumat, 18 Mar 2022 08:31 WIB
Warga +62 Siap-siap! RI Diprediksi Masuk Endemi COVID-19 3 Bulan Lagi
Ilustrasi Indonesia diprediksi masuk fase endemi COVID-19 dalam waktu maksimal 3 bulan mendatang. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sejumlah negara, termasuk negara tetangga Malaysia, tengah mempersiapkan fase transisi pandemi COVID-19 menuju endemi. Di Indonesia, sejumlah pihak termasuk Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan, COVID-19 RI masih dalam fase pandemi. Namun tak tertutup kemungkinan, fase transisi ke endemi tersebut terjadi tahun ini di RI, bahkan dalam hitungan 1-3 bulan sejak kini.

Terkait persiapan menuju endemi COVID-19, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyorot beberapa faktor seperti cakupan vaksinasi COVID-19 khususnya pada kelompok lansia, penurunan kasus, dan penyebaran varian Omicron.

"Apakah Indonesia sudah masuk endemi? Belum. Kita dalam perjalanan ke sana karena syaratnya pertama, harus turun drastis. Kita baru turun sedikit," tegasnya saat ditemui detikcom di Jakarta dalam acara pembukaan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia, Kamis (17/3/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin pas bulan puasa, kita harapkan atau paling tidak paling lambat tiga bulan dari sekarang. Jadi kita benar-benar berharap sebulan dari sekarang kita sudah benar-benar masuk endemi. Namun tolong bertahap, jangan lepas masker," jelasnya lebih lanjut Prof Zubairi.

Lebih lanjut Prof Zubairi menjelaskan, pun pada fase endemi, Indonesia mungkin tidak sepenuhnya bebas dari COVID-19. Bercermin pada rendahnya kasus baru harian COVID-19 pada Desember 2021, jika kondisi tersebut tetap berlangsung hingga hari ini, mungkin kini RI sudah dalam fase endemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi, hal tak terduga terjadi. Muncul varian Corona baru yakni varian Omicron yang menular dengan amat cepat dan menyebabkan kembalinya lonjakan kasus COVID-19.

"Ada kemungkinan selesai, ada kemungkinan tidak. Pada Desember jumlah kasus setiap hari rendah banget, kurang dari 300. Angka kematian banyak hari nol, nol, nol, nol. Kalau waktu itu kita terapkan pada hari ini kita pasti yakin sudah endemi. Namun muncul mutasi baru Omicron. Tetapi karena Omicron ini mutasinya banyak banget dan sifatnya amat sangat mudah menyebar, kita tidak menduga bahwa ada mutasi virus lagi yang lebih kejam," jelasnya.

"Jadi itu harapan kita, semoga benar demikian sehingga tahun ini tahun terakhir itu untuk menjadi endemi dan tidak muncul varian baru yang lebih berat," sambung Prof Zubairi.

Selain itu, Prof Zubairi juga bercermin pada penyakit lain seperti Tuberkulosis (TBC) dan HIV. Sebab tak dalam status pandemi, kedua penyakit ini tetap mematikan dan memerlukan penanganan khusus. Sama halnya dengan COVID-19, kelak ditetapkan menjadi endemi di Indonesia, tetap membutuhkan program penanganan khusus.

"Walaupun endemi, misalnya TBC, apakah bahaya meninggal? Banyak banget di dunia lebih dari jutaan orang meninggal setahun, HIV sami mawon (sama saja) itu endemi. Banyak sekali program-program untuk mengatasi kedua penyakit tersebut. Jadi kalaupun nanti dinyatakan endemi, tetap program harus amat sangat ketat," jelasnya.

"Endemi terus nyaman (dan) selesai? Nggak. Kita mirip-mirip berhadapan dengan penyakit lain yang serupa itu," pungkas Prof Zubairi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Pakar: Flu Burung Picu Pandemi yang Lebih Parah Dibanding Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Berita Terkait