Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan Indonesia sudah melakukan serosurvey untuk melihat antibodi yang dimiliki populasi warga di sejumlah wilayah. Riset serosurvey ini dianalisis oleh tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM UI).
Budi mengungkap serosurvey yang dilakukan di Tanah Air menjadi penelitian terbesar kedua di dunia, yang pertama ditempati India. Ia mengungkap ada kriteria warga yang memiliki antibodi paling tinggi.
"Antibodi ini terbentuk berdasarkan dua hal, satu imunisasi, yang kedua dari infeksi, teman-teman yang sudah pernah kena terinfeksi COVID-19 kemudian divaksinasi atau sebaliknya, itu antibodinya paling tahan lama dan paling tinggi," beber Menkes dalam konferensi pers Jumat (18/3/2022).
"Jadi kenapa ini perlu karena ini akan dipakai dasar kebijakan publik. Ke depannya kita akan seperti apa, policy vaksinasi, ppkm, dan policy terkait kesehatan ini akan kita buat berbasis data ini," sambung dia.
Menkes menyebut serosurvey bakal dilakukan minimal enam bulan sekali untuk melihat perkembangan kondisi kekebalan setiap populasi di sejumlah wilayah. Senada, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga menyebut hal ini bakal menjadi pertimbangan percepatan vaksinasi dan relaksasi di setiap wilayah.
Bagi mereka yang sudah memiliki antibodi tinggi, sangat mungkin relaksasi dapat dilakukan. Sementara sebaliknya, daerah dengan antibodi rendah bakal diperketat aturan vaksinasinya.
"Daerah-daerah yang tinggi antibodinya ya otomatis relaksasi dapat dilakukan, meskipun tidak sepenuhnya," beber Tito dalam kesempatan yang sama, menekankan serosurvey sudah dilakukan di 100 kabupaten/kota per November hingga Desember.
Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)