Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kasus positif COVID-19 di sejumlah negara di dunia kembali mengalami peningkatan.
Dr Maria Van Kerkhove dari WHO mengatakan salah satu penyebab meningkatnya kasus COVID-19 ini karena kesalahan informasi.
"Misinformasi bahwa Omicron ringan, misinformasi bahwa pandemi telah berakhir," kata Kerkhove dikutip dari news.un.org, Minggu (20/3/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab dari peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 adalah pencabutan protokol kesehatan di sejumlah negara.
Seperti pencabutan aturan penggunaan masker, pencabutan physical distancing, pencabutan pembatasan yang membatasi pergerakan orang, hal ini yang memberikan peluang bagi virus untuk menyebar.
Menurut Dr Maria Van Kerkhove, varian Omicron dan turunannya memiliki tingkat penularan yang tinggi dibanding varian lain, karena itu perlu harus tetap waspada.
"Sub-galur Omicron BA.1 dan BA.2. BA.2 lebih menular, dan ini adalah varian paling menular yang pernah kami lihat dari virus SARS-COV2 hingga saat ini," ucap dia.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam seminggu terakhir pihaknya menemukan peningkatan 8 persen dalam deteksi kasus COVID-19, dengan lebih dari 11 juta hasil tes positif.
"Setelah beberapa minggu menurun, kasus COVID-19 yang dilaporkan sekali lagi meningkat secara global, terutama di beberapa bagian Asia. Peningkatan ini terjadi meskipun ada pengurangan tes di beberapa negara," kata Tedros.
(fds/fds)











































