Perusahaan farmasi AstraZeneca mengatakan obat berbasis antibodi buatannya mampu mencegah dan mengobati infeksi COVID-19 akibat varian Omicron, termasuk subvarian BA.2.
Berdasarkan studi yang dilakukan laboratorium Universitas Washington, obat terapi itu bisa mengurangi jumlah virus yang terdeteksi dalam sampel semua subvarian Omicron yang diuji di paru-paru tikus. Namun, studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Pada studi tersebut, obat terapi bernama Evusheld itu diuji pada subvarian Omicron BA.1, BA.1.1, dan BA.2. Selain itu, obat ini juga terbukti membatasi peradangan di paru-paru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan ini lebih lanjut mendukung Evusheld sebagai opsi penting yang potensial untuk membantu melindungi pasien yang rentan, seperti pasien dengan gangguan kekebalan yang dapat menghadapi hasil buruk jika mereka terinfeksi COVID-19," kata eksekutif senior AstraZeneca John Perez, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (22/3/2022).
Evusheld mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan. Ini bertujuan untuk menahan virus jika terjadi infeksi.
Hasil ini muncul setelah Inggris menyetujui obat terapi ini untuk mencegah infeksi pada orang dewasa dengan respons imun yang buruk pada pekan lalu. Saat ini, Evusheld tengah dalam peninjauan oleh Eropa dan telah disahkan di Amerika Serikat.
Subvarian BA.2 atau dikenal dengan 'Omicron Siluman' ini memang tengah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebab, penyebaran varian Omicron dan subvarian BA.2 ini semakin luas di tengah pelonggaran pembatasan serta pengujian yang terjadi di sejumlah negara.
(sao/naf)











































