Fisura ani adalah sobekan kecil pada jaringan tipis di sekitar anus, yang dikenal juga sebagai anal fissure. Salah satu penyebabnya adalah BAB (buang air besar) dengan feses terlalu keras atau besar.
Fisura ani umumnya memicu nyeri dan perdarahan saat terjadi pergerakan usus. Kejang di sekitar sphincter atau otot dubur juga bisa terjadi pada fisura ani.
Banyak ditemukan pada bayi, fisura ani juga bisa dialami oleh semua kelompok usia. Kebanyakan bisa sembuh dengan penanganan sederhana, seperti memperbanyak asupan serat, tetapi tidak jarang butuh operasi dan pengobatan untuk mengatasinya.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut fakta-fakta fisura ani.
Baca juga: Anus Luka, Apakah Mesti Dioperasi? |
Gejala
Gejala fisura ani antara lain:
- Nyeri, kadang parah, saat BAB
- Nyeri setelah BAB yang bisa bertahan berjam-jam
- Bercak darah kemerahan saat BAB
- Sobekan yang kasat mata di sekitar anus
- Benjolan di sekitar fisura ani
Penyebab
Beberapa penyebab umum fisura ani adalah:
- BAB terlalu keras dan besar
- Konstipasi atau sembelit
- Diare kronis
- Seks anal
- Melahirkan
Penyebab fisura ani yang kurang umum:
- Penyakit Chron dan penyakit radang usuw lainnya
- Kanker anus
- HIV (Human Immunodeficiency Virus)
- Tuberkulosis
- Sifilis atau raja singa
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko fisura ani adalah:
- Konstipasi. Mengejan terlalu kuat saat BAB bisa meningkatkan risiko sobekan di anus.
- Melahirkan. Umum ditemukan pada wanita melahirkan
- Penyakit Chron. Penyakit radang saluran cerna membuat dinding anus rentan mengalami sobekan
- Seks anal
- Usia. Semua umur bisa mengalami, tetapi bayi dan usia paruh baya lebih rentan mengalami.
Kapan harus ke dokter?
Disarankan segera menghubungi dokter jika merasakan nyeri saat BAB, atau menemukan bercak darah pada feses.
Simak juga 'Ngeden Berlebihan, Bikin Stroke?':