Kasus COVID-19 di Amerika Serikat dan Eropa saat ini kembali meningkat akibat subvarian Omicron BA.2. Meski menimbulkan gejala lebih ringan daripada BA.1, subvarian Ba.2 disebut lebih menular.
Mantan ahli epidemiolog Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Profesor Adrian Estermen mengatakan subvarian BA.2 atau yang dikenal dengan 'son of Omicron' lebih menular sekitar 1,4 kali daripada varian asli BA.1. Angka reproduksi dasar (R0) untuk BA.1 sekitar 8,2, sedangkan R0 untuk BA.2 sekitar 12.
"Ini membuatnya mirip dengan campak, penyakit paling menular yang kita ketahui," papar Prof Esterman, dikutip dari Express, Jumat (25/3/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, profesor kedokteran molekuler di Scripps Research Institute California Eric Topol mengatakan peningkatan kasus COVID-19 berhubungan dengan merebaknya Omicron BA.2. Subvarian BA.2 memang lebih mudah menular dari BA.1, tapi penyebarannya juga lebih cepat akibat adanya pelonggaran mitigasi dan berkurangnya kekebalan dari vaksin.
"Semuanya saling terikat dan jelas mengarah pada lonjakan kasus, termasuk di AS," katany kepada BMJ.
Prof Topol pun mengingatkan varian BA.2 dapat memperpanjang pandemi. Bahkan, keberadaannya dapat membuka jalan baru untuk munculnya varian lain di bulan-bulan mendatang.
(any/fds)











































