Mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto diberhentikan secara permanen dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) menetapkan hal itu dalam muktamar di Banda Aceh.
Pemecatan permanen tersebut menuai pro dan kontra. Sebelumnya, dr Terawan juga pernah dipecat dari keanggotaan IDI oleh MKEK pada 2018 dengan alasan serious ethical misconduct. Namun pada saat itu, PB IDI memberi kesempatan bagi dr Terawan untuk melakukan pembelaan.
Sanksi pemecatan, kali ini disebut 'pemberhentian permanen', kembali diberikan oleh MKEK. Dalam surat yang beredar, disebutkan tidak ada itikad baik dari dr Terawan terkait sanksi etik sebelumnya. Tudingan promosi vaksin nusantara yang belum selesai penelitiannya, turut disinggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat pemecatan tersebut, dr Terawan terancam tidak bisa mengurus surat izin untuk praktik.
RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, tempat dr Terawan menjadi pimpinan sebelum diangkat sebagai Menteri Kesehatan, turut berkomentar. Kepala RSPAD Letjen TNI A. Budi Sulistya memastikan dr Terawan masih berpraktik.
"Jadi itu bukan pemecatan. Itu kan saran dari Ketua MKEK kepada PB IDI. Yang terjadi kan itu," kata Budi.
Mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan era dr Terawan, Andi, dalam siaran pers menyampaikan uneg-uneg penggagas vaksin nusantara tersebut usai kabar pemecatan. Andi memastikan, dr Terawan saat ini masih aktif berpraktik.
"Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI)," kata Andi, menirukan dr Terawan.
Menurut Andi, dr Terawan menyinggung sumpah profesi yang mendorongnya untuk membaktikan hidup demi perikemanusiaan serta mengutamakan kesehatan pasien dan kepentingan masyarakat.
"Teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemic COVID -19, kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, puskesmas, Rumah sakit dan lain-lain ikut terganggu," pesan dr Terawan melalui Andi.
Next: Menkes siap bantu mediasi
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak semua pihak untuk fokus mengembangkan sistem kesehatan yang lebih baik. Terlebih, COVID-19 di Indonesia tengah bersiap menuju transisi endemi.
"Saya sangat mengharapkan diskusi, komunikasi, hubungan antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan seluruh anggota bisa terjalin dengan baik. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama-sama pasca pandemi ini," pesan Menkes.
Menkes mengatakan, pihaknya siap membantu memediasi IDI untuk berkomunikasi dengan anggotanya. Ia mengingatkan untuk tidak mudah diadu domba dan disulut emosinya.
"Kementerian Kesehatan akan memulai dan membantu proses mediasi antara IDI dan anggota-anggotanya agar komunikasinya baik, sehingga situasi yang terbangun akan kondusif dan kita bisa kembali menyalurkan energi, waktu kita, dedikasi kita, kegiatan-kegiatan yang memprioritaskan untuk membangun masyarakat Indonesia," pungkasnya.











































