Kasus COVID-19 di China kembali melonjak akibat munculnya varian dan subvarian Omicron. Salah satunya menghantam Kota Shanghai, hingga membuatnya harus memberlakukan lockdown total dan tidak memperbolehkan warganya keluar dari rumah.
Kondisi ini tentunya membuat kondisi di sana semakin memburuk, salah satunya harga-harga kebutuhan pokok semakin melambung tinggi hingga sulit untuk didapatkan.
Harga Mi Instan yang Mahal
Hal ini yang dialami warga Shanghai, Ma. Ia mengaku harus membeli sekardus mi instan dan satu soda dengan harga 400 Yuan atau sekitar 905 ribu rupiah saat lockdown diberlakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hanya mencoba memasok persediaan. Saya tak yakin berapa lama ini (lockdown) akan berlangsung," ungkap Ma yang dikutip dari France24, Rabu (13/4/2022).
Warga lainnya, Frank Tsai, yang juga menjalani lockdown di apartemennya di daerah Puxi pun harus menyetok persediaan makanan untuk empat hari sesuai imbauan dari pihak berwenang. Namun, pasokan makannya semakin berkurang selama tujuh hari kemudian.
"Saya memikirkan pasokan makanan saya lebih dari yang pernah saya lakukan sebelumnya," beber Tsai.
Selain membeli, beberapa warga juga melakukan barter demi bisa mendapatkan makanan.
Aturan Karantina yang Tak Jelas
Tak hanya soal makanan, warga Shanghai juga mengeluhkan soal karantina di kotanya. Ini diungkapkan oleh seorang mahasiswa bernama Leona Cheng.
"Ini tidak beralasan dan tidak berkelanjutan," katanya.
"Terlalu banyak orang yang terinfeksi dan angka infeksi terlalu cepat," sambungnya.
(sao/kna)











































