Sering Stres Saat Liburan, Mungkin Kamu Termasuk Orang-orang Ini

ADVERTISEMENT

Sering Stres Saat Liburan, Mungkin Kamu Termasuk Orang-orang Ini

Nada Celesta - detikHealth
Selasa, 10 Mei 2022 07:32 WIB
Jakarta -

Liburan adalah waktu yang tepat untuk rehat sejenak dari rutinitas sehari-hari yang menjemukan. Akan semakin menyenangkan jika bisa berlibur panjang, seperti yang terjadi saat perayaan hari besar.

Namun, ada-ada saja hal yang membuat liburan jadi tidak menyenangkan. Bahkan, terdapat pula kondisi di mana seseorang mengalami stres pada masa liburan, terutama di liburan panjang. Hal ini disebut sebagai holiday blues.

Psikolog Klinis Dewasa dari TigaGenerasi Pyschology Center, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., Psi. menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini. Berdasarkan penuturan psikolog yang akrab disapa Ega ini, liburan adalah situasi yang penuh tekanan bagi beberapa orang. Sehingga, stres saat liburan atau holiday blues bisa terjadi.

Menurut Ega, semua orang bisa mengalami holiday blues. Namun, memang ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan mengalaminya. Kelompok yang dimaksud adalah para perempuan, mereka yang berkepribadian introver, serta orang-orang dengan sifat perfeksionis.

"Dalam banyak penelitian secara mental health, perempuan itu lebih rentan mengalami masalah mental. Demikian juga dengan holiday blues. Sebenarnya ini juga bisa dipahami ya, karena biasanya kalau ada ceremony kan perempuan kan yang bantu-bantu nyiapin, paling sibuk, terus pertanyaan-pertanyaan sensitif kayak kapan nikah, itu biasanya lebih sering ditujukan pada perempuan," jelas Ega di acara e-Life detikcom.

Orang yang berkepribadian introver umumnya perlu mengeluarkan energi lebih besar untuk berinteraksi dengan orang lain. Namun, mereka yang ekstrover juga tak luput dari kemungkinan mengalami holiday blues. Terlalu bersemangat saat bertemu orang-orang hingga mengabaikan kondisi tubuh sendiri bisa jadi penyebab para ekstrover mengalami stres saat liburan.

"Mungkin, dia terlalu excited ketemu banyak orang, dia lupa bahwa fisiknya juga perlu istirahat. Pola makannya jadinya juga tidak sehat. Akhirnya, fisik yang tidak fit pasti akan terdampak ada psikologis yang tidak baik juga," terang Ega.

Salah satu penyebab holiday blues yang digarisbawahi Ega adalah ekspektasi berlebih saat liburan. Para perfeksionis biasanya sering berekspektasi tinggi terhadap apapun. Ega menuturkan, orang-orang dengan tipe kepribadian inilah yang paling rentan mengalami holiday blues.

"Jadi, dia punya tuntutan sendiri untuk perfect dilihat dari luar, perfect secara internal. Aku punya rencana ini, maka aku harus sempurna rencananya. Nah, ini tipikal yang seperti ini yang akhirnya punya tekanan lebih nih untuk melewati- Dia mau serve orang lain secara excellent, dan di sisi lain dia juga mau rencana-rencananya dia itu smooth, tidak ada gangguan. Ini akan jadi tekanan selama menjalani fase liburan," tutur Ega.

(mjt/mjt)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT