Cacar Monyet Diduga Sudah Merebak Sejak 2017, Begini Temuan Peneliti

Cacar Monyet Diduga Sudah Merebak Sejak 2017, Begini Temuan Peneliti

Vidya Pinandhita - detikHealth
Selasa, 07 Jun 2022 13:30 WIB
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap kemungkinan penularan cacar monyet yang kini merebak di banyak negara sebenarnya sudah lama terjadi namun tak terdeteksi selama beberapa waktu. Beberapa pakar meyakini, di luar Afrika yang endemik, penyakit ini sebenarnya sudah merebak selama beberapa tahun terakhir di negara-negara lain.

"Kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di banyak negara pada saat yang sama menunjukkan bahwa mungkin ada penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari CNN, Selasa (7/6/2022).

Penelitian oleh ilmuwan Institut Biologi Evolusioner di Universitas Edinburgh yang dipublikasikan pekan ini mengkaji pola genetik virus cacar monyet. Menurutnya, telah terjadi penularan berkelanjutan dari manusia ke manusia lainnya sejak 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penelitian itu disebutkan, urutan genetik menunjukkan kasus cacar monyet pertama pada tahun 2022 diturunkan dari wabah yang mengakibatkan kasus di Singapura, Israel, Nigeria, dan Inggris dari 2017 hingga 2019.

"Kita perlu benar-benar mengalihkan perhatian kita ke tempat penyebaran (virus cacar monyet), dan mulai peduli tentang populasi itu sama seperti kita peduli tentang apa yang terjadi di semua negara lain di seluruh dunia ini," beber Ahli biologi evolusioner dan profesor di University of Arizona, Michael Worobey, menanggapi hasil temuan penelitian tersebut.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, profesor epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health, Anne Rimoin, telah mempelajari penyakit cacar monyet selama sekitar dua dekade. Ia memperingatkan, penyebaran cacar monyet di negara yang sebelumnya sudah hidup dengan cacar monyet sebagai penyakit endemik seperti Republik Demokratik Kongo bisa berimbas pada kesehatan global.

"Jika cacar monyet berkembang di reservoir satwa liar di luar Afrika, kemunduran kesehatan masyarakat akan sulit untuk dibalik," beber Rimoin.

"Kami bahkan tidak tahu berapa lama ini telah menyebar. Ini bisa saja menyebar diam-diam untuk sementara waktu.," imbuhnya.

Sebelumnya, kasus cacar monyet pada manusia diyakini menular dari hewan yang terinfeksi. Umumnya, hewan yang menginfeksi adalah hewan pengerat. Setelah virus menjangkit hewan, virus bisa terus melompat ke manusia yang mungkin bersentuhan dengan tupai atau marmut yang terinfeksi.

Rimoin menjelaskan, cacar monyet sempat diyakini bisa 'membakar' dirinya sendiri setelah rantai pendek penularan manusia. Meskipun para peneliti telah mendalami seputar cacar monyet sejak beberapa dekade lalu, virus ini kini menyebar di antara tempat dan populasi baru.

"Kami tahu cukup banyak tentang virus ini, tetapi kami tidak tahu segalanya tentang virus ini. Kita harus mempelajari ini dengan sangat hati-hati," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(kna/fds)

Berita Terkait