Kasus cacar monyet atau monkeypox baru saja ditemukan di Singapura. Otoritas Singapura melaporkan kasus tersebut terjadi pada seorang pelancong yang transit di Bandara Changi pekan lalu.
Berdasarkan informasi, pelancong tersebut terbang dari Barcelona dan pada 1 Juni 2022 tiba Bandara Changi. Kemudian ia melanjutkan perjalanan menuju Sydney di hari yang sama.
"Karena kasusnya tidak masuk ke Singapura atau berinteraksi dengan orang-orang di komunitas, saat ini belum ada risiko penularan komunitas yang signifikan," kata Kementerian Kesehatan Singapura, dikutip dari CNA, Senin (6/6/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 780 kasus cacar monyet yang tersebar di beberapa negara. Jumlah tersebut dilaporkan di luar negara endemik, seperti Afrika Barat dan Tengah.
Sebelumnya, kasus cacar monyet juga sempat terdeteksi di Singapura pada 2019 lalu. Pada 8 Mei 2019, cacar monyet terdeteksi pada seorang pria berusia 38 tahun dari Nigeria yang melakukan perjalanan ke Singapura.
Pria itu tinggal di Delta State, Nigeria, tetapi menghadiri pernikahan di Negara Bagian Ebonyi selama 21-23 April, di mana dia melaporkan menelan daging semak panggang yang mungkin telah terkontaminasi.
Pria itu tiba di Singapura pada 28 April dan menghadiri lokakarya bisnis pada 29-30 April. Di 30 April, pria tersebut mengalami sejumlah gejala demam dan lemah di seluruh tubuh.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pria tersebut positif cacar monyet dengan lesi pustular di beberapa bagian tubuh termasuk telapak tangan, telapak kaki, batang penis, dan di wajah.
(kna/up)











































