Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki temuan studi terkait virus cacar monyet yang ditemukan di air mani. Seperti diketahui, ilmuwan belakangan mendeteksi DNA virus dalam air mani beberapa pasien cacar monyet Italia dan Jerman.
Termasuk sampel yang diuji di laboratorium, menunjukkan bahwa virus yang ditemukan dalam air mani satu pasien mampu menginfeksi orang lain dan mereplikasi.
"Organisasi Kesehatan Dunia sedang menyelidiki laporan bahwa virus cacar monyet ada dalam air mani pasien, menjajaki kemungkinan bahwa penyakit itu dapat ditularkan secara seksual," kata seorang pejabat WHO, Rabu, dikutip dari NBC News, Kamis (16/6/2022).
Banyak kasus cacar monyet dilaporkan di Eropa, penularan sebagian besar terjadi usai aktivitas hubungan seksual. Catherine Smallwood, manajer insiden cacar monyet di Kantor Regional WHO untuk Eropa, mengatakan tidak diketahui apakah laporan baru-baru ini berarti virus cacar monyet dapat ditularkan secara seksual.
"Ini mungkin sesuatu yang tidak kita sadari pada penyakit ini sebelumnya," katanya dalam konferensi pers.
"Kami benar-benar perlu fokus pada cara penularan yang paling sering dan kami dengan jelas melihat itu terkait dengan kontak kulit ke kulit," jelasnya.
Total kasus cacar monyet sudah mencapai 1.600 kasus. Seiring dengan merebaknya cacar monyet di berbagai belahan dunia, WHO mulai merekomendasikan vaksinasi bagi tenaga kesehatan lantaran disebut berisiko akibat melakukan kontak erat.
"Sekali lagi, pendekatan 'saya duluan' dapat menyebabkan konsekuensi yang merusak di masa depan," kata Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa.
"Saya memohon kepada pemerintah untuk mengatasi cacar monyet tanpa mengulangi kesalahan pandemi dan menjaga kesetaraan sebagai inti dari semua yang kita lakukan."
Simak Video "Menkes: Monkeypox Menular Jika Sudah Ada Gejala"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)