Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 disebut sebagai 'biang kerok' kasus COVID-19 naik lagi di Indonesia. Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menyebut sudah 87 persen subvarian BA.5 mendominasi kasus COVID-19.
Meskipun demikian, Syahril juga menyebut gejala yang ditimbulkan oleh kedua subvarian Omicron ini lebih ringan dibandingkan strain asli (BA.1) maupun Delta.
"Dan sebagai informasi, sudah 87 persen BA.5 sudah mendominasi di COVID ini. Jadi sudah bergeser ke subvarian BA.5," tuturnya saat live di Radio Kesehatan Kemenkes RI, Senin (4/7/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kasus subvarian Omicron BA.4-BA.5 bergejala sedang hanya sekitar 8 sampai 9 persen dibandingkan Delta ataupun Omicron. Untuk itu, Syahril menghimbau masyarakat untuk tidak khawatir terkait tingkat keganasan dari kedua subvarian Omicron ini.
"Cuman kabar gembira-nya jadi gejala yang ditimbulkan tidak berat-berat amat dibandingkan dengan Omicron yang lalu, sehingga kalau kita lihat dari data di sini yang sakit sedang itu hanya 8-9 persen, jadi tidak seperti halnya Delta atau Omicron yang lalu," lanjutnya.
"Jadi nggak usah khawatir tingkat keganasannya istilahnya atau tingkat keparahannya tidak terlalu berat, sehingga mudah-mudahan kita banyak OTG dan gejala ringan saja," kata Syahril.
(suc/naf)











































