Gerilya PDSI Revisi UU Kedokteran, Temui MenkumHAM hingga Singgung Terawan

Round Up

Gerilya PDSI Revisi UU Kedokteran, Temui MenkumHAM hingga Singgung Terawan

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Kamis, 07 Jul 2022 06:49 WIB
Gerilya PDSI Revisi UU Kedokteran, Temui MenkumHAM hingga Singgung Terawan
Pengurus PDSI (Foto: Mochammad Fajar Nur/detikHealth)
Jakarta -

Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) baru-baru ini menemui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly. Hal ini diungkap oleh Yasonna melalui salah satu unggahan di Instagram.

"Hari ini saya menerima audiensi pengurus Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI), untuk mendiskusikan arah reformasi dunia kesehatan Indonesia melalui reformasi hukum kesehatan dan revisi UU Praktik Kedokteran," tulis Yasonna pada akun Instagram pribadinya, dikutip Rabu (6/7/22).

Pada prinsipnya, Yasonna mendukung semua upaya peningkatan pelayanan publik, termasuk layanan dalam mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai dan terjangkau. Pada pertemuan tersebut, PDSI dihadiri oleh beberapa pengurus, salah satunya adalah Ketua Umum PDSI yaitu Brigjen TNI (Purn) dr Jajang Edi Prayitno, SpB, MARS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikcom, Ketua umum PDSI dr Jajang Edi Prayitno menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya adalah organisasi resmi yang diakui pemerintah. Ia juga membenarkan bahwa pertemuan ini salah satunya mendiskusikan revisi UU Praktik Kedokteran dan kontroversi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai organisasi tunggal profesi kedokteran.

Selain itu, PDSI juga menyinggung inovasi-inovasi di bidang medis. Termasuk, metode DSA atau Digital Subtraction Angiography yang dikembangkan oleh dr Terawan Agus Putranto.

ADVERTISEMENT

"Beliau (Menkumham Yasonna) sangat mendukung adanya inovasi-inovasi baru di bidang medis. Ya inovasi medis contoh soal DSA pak Terawan, itu inovasi baru, pak Yasonna sangat mendukung jangan dimatikan," bebernya.

NEXT: World Medical Association (WMA) hanya mengakui IDI

Sementara itu, asosiasi medis sedunia atau World Medical Association (WMA) disebut hanya mengakui IDI sebagai satu-satunya organisasi profesi medis di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam agenda International Code of Medical Ethics (ICoME) yang membahas tentang standarisasi etik kedokteran dan profesionalisme.

"IDI merupakan salah satu anggota yang penting bagi kami. Saat ini kami di WMA hanya mengakui bahwa IDI merupakan organisasi profesi medis yang mewakili Indonesia," ucap Sekjen WMA, dr Otman Kloiber, dalam keterangan tertulis yang diterima oleh detikcom, Rabu (6/7/22).

Tak hanya itu, dr Otman juga menyinggung bahwa organisasi profesi medis harus tunggal karena menyangkut standarisasi etik kedokteran demi keselamatan pasien dan masyarakat. IDI juga disebut telah memberikan kontribusi yang besar dalam merumuskan kode etik kedokteran dunia selama 70 tahun.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Prabowo: Indonesia Butuh Dokter-Ilmuwan yang Banyak"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait