.webp)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan penyebaran COVID-19 di Indonesia per 13 Juli 2022. Berdasarkan laporan tersebut, DKI Jakarta dikategorikan sebagai wilayah dengan transmisi tinggi penyebaran COVID-19 atau level 3 (CT3).
Lantas, apa yang menyebabkan WHO menetapkan DKI Jakarta sebagai level 3 penyebaran COVID-19?
Berdasarkan data, DKI Jakarta mencatatkan transmisi sebanyak 73,8 per 100 ribu penduduk. Hasil tersebut berdasarkan transmisi penyebaran kasus per 4 hingga 10 Juli 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tingkat provinsi, selama tanggal 4-10 Juli, DKI Jakarta mencatat kasus tertinggi dengan 73,8 per 100.000 penduduk (diklasifikasikan sebagai komunitas tingkat sedang transmisi (CT3))," tulis laporan WHO, dikutip Senin (18/7/2022),
Selain penyebaran COVID-19 yang terbilang tinggi, pada 10 Juli, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit yakni 812. Angka tersebut meningkat 8,9 persen dari 745 kasus yang dilaporkan satu minggu sebelumnya, yakni pada 3 Juli 2022.
Kemudian pada tanggal yang sama, pasien yang dilaporkan menjalani isolasi mandiri juga meningkat menjadi 10.006 kasus. Angka ini meningkat 8.333 kasus dibandingkan laporan satu minggu sebelumnya.
Sementara itu, di 33 provinsi lainnya berada di tingkat transmisi rendah (CT1), penyebaran kasus mingguan kurang dari 20 per 100 ribu penduduk.
"Secara umum, risiko infeksi COVID-19 pada populasi umum tetap tinggi. Oleh karena itu, PHSM (Public Health and Social Measure) tetap perlu dipertahankan," tambah keterangan WHO.
Penyebaran COVID-19 per 100 ribu penduduk per minggu selama periode dua minggu diklasifikasikan berdasarkan tingkat penularan komunitas (community transmission/CT). CT1 dikategorikan insiden rendah, CT2 dikategorikan sebagai insiden sedang, CT3 dikategorikan sebagai insiden tinggi, dan CT4 sebagai kategori insiden sangat tinggi.
(any/naf)
