Asal-usul Nama Omicron Centaurus atau Subvarian BA.2.75, Sudah Ada di Indonesia!

Asal-usul Nama Omicron Centaurus atau Subvarian BA.2.75, Sudah Ada di Indonesia!

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 20 Jul 2022 18:30 WIB
Asal-usul Nama Omicron Centaurus atau Subvarian BA.2.75, Sudah Ada di Indonesia!
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/i-am-helen
Jakarta -

Dunia tengah dibuat khawatir dengan munculnya subvarian Omicron Centaurus atau Omicron BA.2.75. Subvarian ini pertama kali muncul di India pada awal Mei 2022.

Kemunculannya membuat kasus COVID-19 di negara itu melonjak tajam. Bahkan Omicron Centaurus ini sudah menyebar ke sejumlah negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, hingga Indonesia.

Tapi, sebenarnya 'Centaurus' pada Omicron BA.2.75 ini bukanlah nama resminya. Dari mana asal nama tersebut? Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Omicron Centaurus Memiliki Nama Resmi BA.2.75

Dikutip dari laman GAVI The Vaccine Alliance, subvarian Omicron baru tersebut saat ini secara resmi dikenal sebagai BA.2.75. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) telah menetapkan Omicron Centaurus ini sebagai varian dalam pemantauan.

Ini berarti ada beberapa indikasi bahwa Omicron Centaurus BA.2.75 ini bisa lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah. Tetapi, bukti yang ada saat ini masih lemah dan masih dipelajari lebih dalam.

ADVERTISEMENT

BA.2.75 ini masih termasuk keturunan Omicron, meski ada beberapa mutasi tambahan yang berbeda. Namun, WHO tetap menyebutnya sebagai varian Omicron untuk saat ini.

Namun, jika ternyata berperilaku sangat berbeda dari subvarian Omicron lainnya dan terbukti memiliki dampak pada kesehatan pada masyarakat, WHO kemungkinan akan memberikan nama Yunani yang terpisah.

Seperti yang diketahui, pada Mei 2021 WHO memperkenalkan sistem alfabet Yunani agar nama dari varian Corona yang muncul lebih sederhana. Misalnya seperti varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron.

Munculnya Nama Omicron Centaurus

Nama Omicron Centaurus bukanlah nama resmi yang sebenarnya dari BA.2.75. Nama ini muncul dari seorang pengguna Twitter bernama Xabier Ostale.

Dalam akun Twitter miliknya, Ostale mengaku muak dengan sistem alfabet Yunani yang diterapkan WHO saat ini. Bahkan ia memberi julukan subvarian BA.2.75 ini sebagai 'Centaurus'.

"Terbiasalah. Hari ini, saya yang memimpin pandemi apapun," tulisnya.

Menurut Ostale, masyarakat lebih mungkin memahami nama panggilan daripada huruf dan angka. Jika subvarian baru ini terus merujuk ke varian Omicron, orang-orang akan lebih kurang waspada terhadap infeksi, karena menganggap subvarian ini kurang berbahaya seperti Omicron.

"Tidak semua orang adalah PhD yang mendapat informasi setiap hari tentang varian dan sublineage. Mereka hanya menonton berita dari waktu ke waktu," jelas Ostale.

"Jika mereka (diberitahu) BA.2.75 melonjak di banyak negara, mereka tidak akan mendapatkan ide, mereka bahkan tidak akan bisa membicarakannya dengan orang lain," sambungnya.

Diketahui, 'Centaurus' memiliki arti julukan yang cukup menakutkan. Dalam mitologi Yunani, Centaurus adalah sosok makhluk setengah manusia dan setengah kuda.

Pengawasan Omicron Centaurus Lebih Lanjut

Meski julukannya menakutkan, saat ini tidak ada bukti bahwa BA.2.75 yang dikenal dengan Omicron Centaurus ini lebih parah. Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa subvarian ini bisa memicu gelombang COVID-19 selanjutnya.

Kemampuan apapun yang dimiliki Omicron Centaurus ini untuk menghindari kekebalan, baik dari vaksin maupun infeksi sebelumnya, perlu dikonfirmasi lagi oleh para ahli epidemiologi. Ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak pada kesehatan masyarakat yang signifikan.

Sebagai pengendalian, disarankan untuk terus melakukan pengawasan lanjutan terhadap virus ini dengan langkah-langkah protokol kesehatan. Misalnya vaksinasi lengkap, menggunakan masker lagi, dan jaga jarak.




(sao/kna)

Berita Terkait