AS Waswas Cacar Monyet Jadi Penyakit Menular Seksual Baru, Heteroseks Bisa Kena?

AS Waswas Cacar Monyet Jadi Penyakit Menular Seksual Baru, Heteroseks Bisa Kena?

Vidya Pinandhita - detikHealth
Minggu, 24 Jul 2022 11:01 WIB
AS Waswas Cacar Monyet Jadi Penyakit Menular Seksual Baru, Heteroseks Bisa Kena?
Foto: DW (News)
Jakarta -

Amerika Serikat menyorot wabah cacar monyet sebagai awal penyebaran penyakit menular seksual (PMS) baru. Beberapa pakar khwawatir, penyakit cacar monyet bakal menyebar lebih luas sehingga bisa menjadi PMS yang 'mengakar' layaknya gonore, herpes, dan HIV.

Hingga kini, tidak ada pihak yang benar-benar yakin perihal efektivitas pengujian dan vaksin dapat menghentikan penyebaran wabah cacar monyet. Pejabat kesehatan pun belum bisa memastikan kecepatan penularan virus. Juga tidak bisa dipastikan berapa banyak orang yang terinfeksi namun menularkan cacar monyet tanpa disadari.

Namun Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dr Rochelle Walensky, mengatakan respons pemerintah terhadap penyebaran cacar monyet semakin kuat setiap hari dan pasokan vaksin akan terus meningkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir kita masih memiliki kesempatan untuk menahan ini (wabah cacar monyet)," kata Walensky kepada The Associated Press, dikutip dari New York Post, Minggu (24/7/2022).

Diketahui, cacar monyet adalah penyakit endemik di beberapa bagian Afrika. Biasanya, pasien terinfeksi melalui gigitan hewan pengerat atau hewan kecil. Namun, penyakit ini sebelumnya tidak menyebar dengan mudah antar individu.

ADVERTISEMENT

Namun tahun ini, sebanyak lebih dari 15.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di negara-negara yang secara historis tidak pernah hidup dengan penyakit tersebut. Di AS dan Eropa, mayoritas kasus cacar monyet terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan sesama pria. Walaupun CDC menekankan, siapa pun bisa tertular virus cacar monyet terlepas dari orientasi seksualnya.

Cacar monyet terutama menular lewat kontak kulit dengan kulit, namun juga bisa ditularkan melalui sentuhan dengan benda yang terinfeksi virus cacar monyet. Gejalanya meliputi demam, nyeri tubuh, kedinginan, kelelahan, dan benjolan di bagian tubuh.

Gejala berupa benjolan seharusnya membuat infeksi cacar monyet mudah diidentifikasi. Terlebih lantaran virus menyebar melalui kontak dekat, pihak CDC berpikir penyebaran cacar monyet dapat dilacak melalui orang yang terinfeksi, serta dengan siapa saja pasien tersebut telah melakukan hubungan intim.

Namun kenyataannya, pelacakan kontak kerap terkendala lantaran pria di AS tidak selalu bisa menyebutkan nama pasangan seksnya. Beberapa pasien melaporkan, telah melakukan interaksi seksual dengan orang asing.

Meski cacar monyet kini terkonsentrasi pada kelompok pria yang melakukan seks dengan sesama pria, profesor emeritus penyakit menular di University of Alabama di Birmingham, dr Edward Hook III menyebut melimpahnya virus cacar monyet ke kelompok heteroseksual hanyalah masalah waktu.

Jika cacar monyet menjadi penyakit menular seksual endemik, kondisi tersebut akan menjadi tantangan bagi dokter yang selama ini menangani penyakit menular seksual yang ada. Pasalnya, pekerjaan tersebut telah lama kekurangan staf imbas penanganan pandemi COVID-19. Selama beberapa tahun terakhir, kasus gonore, klamidia dan sifilis telah meningkat.

"Pada umumnya (dokter) kepayahan dalam melakukan pekerjaan terkait riwayat seksual pasien, serta mengakui pasien sebagai makhluk seksual," beber Hook.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: WHO Cabut Status Darurat Cacar Monyet"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Berita Terkait