Sejalan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), anak-anak berusia 16-18 tahun kini sudah bisa menerima vaksin COVID-19 booster menggunakan Pfizer (Comirnaty) dalam waktu minimal enam bulan sejak suntikan terakhir dosis-2. Lantas, akankah vaksin booster menjadi syarat untuk anak-anak melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah?
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menegaskan pemberian vaksin COVID-19 booster pada anak-anak merupakan langkah tepat. Pasalnya sama seperti orang dewasa, anak-anak juga mengalami penurunan imunitas dalam waktu beberapa bulan setelah suntikan terakhir vaksin COVID-19. Walau memang, durasi imunitas dari vaksinnya cenderung lebih awet lama dibandingkan pada lansia.
"Tidak berbeda dengan dewasa, anak remaja ini juga proteksi yang timbul dari vaksinnya sama menurun seiring waktu terutama pada anak memang tidak secepat pada lansia. Kalau lansia itu tiga bulan sudah ada yang menurun, pada anak-anak rata-rata di atas lima bulanan," terang Dicky pada detikcom, Jumat (6/8/2022).
Bakal Jadi Syarat PTM?
Menurut Dicky, penting untuk tidak terburu-buru mewajibkan vaksin COVID-19 booster sebagai syarat aktivitas belajar di sekolah. Pasalnya, vaksinasi booster pada anak baru berlangsung sementara sekolah merupakan aspek penting yang harus terus berjalan.
"Perlu waktu sehingga jangan sampai mengganggu, selain memang mereka rata-rata yang sudah mendapat dua dosis pada remaja-anak ini jauh lebih lama sebetulnya penurunannya (imunitas). Di atas lima bulan itu ada juga yang efektif," beber Dicky.
Simak Video "Yang Perlu Diketahui soal Booster Kedua Vaksin Covid-19 untuk Lansia"
[Gambas:Video 20detik]