Ada banyak sekali informasi tentang HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang bertebaran, termasuk tentang gejalanya. Kali ini, beberapa pengidap HIV yang kebetulan juga mantan pekerja seks menceritakan pengalamannya.
AS (33), seorang mantan Wanita Pekerja Seks (WPS) dinyatakan positif HIV pada 2018. Ia meyakini tertular dari suaminya yang juga terpapar HIV dan kini sudah meninggal.
"Awal gejalanya ada muntaber, muntah-muntah dan mencret," kata AS, ditemui di Female Plus, Kota Bandung, Jumat (26/8/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut AS, gejala yang sama juga dialami oleh almarhum suaminya sebelum meninggal. Ia sendiri tidak tahu pasti dari mana suaminya tertular.
"Setelah suami meninggal karena HIV saya tiga kali cek ke dokter karena muntaber, awalnya sembuh terus kambuh lagi, akhirnya pas cek ketiga dokternya inisiatif untuk cek HIV," tutur AS.
Awalnya, AS tidak tahu menahu tentang gejala HIV. Ia baru mendapat pemahaman tentang hal itu setelah periksa ke rumah sakit.
Saat ini, AS rutin berobat. Sebulan sekali ia bisa mengakses obat di RS Hasan Sadikin dan mendapat 30 obat untuk diminum sehari sekali.
Sementara itu, E yang merupakan mantan pria pekerja seks terpapar HIV pada 2015. Ia meyakini tertular dari salah satu kliennya.
"Awal periksa tuh di bagian anus ada gatal-gatal, terus kata dokter itu kuman papilloma atau kutil kelamin gitu, tapi di bagian anus," kata E.
"Saya coba ke Poli Anggrek di RSHS untuk tes IMS (infeksi penyakit menular seksual), nah dari sana pas dicek katanya salah satu penyakit menular, terus ditanya pernah melakukan hubungan seksual berisiko, saya bilang iya sebagai pekerja seks LSL (Lelaki Seks Lelaki)," paparnya.
Sama seperti AS, E juga rutin berobat di RSHS. Pengobatannya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
NEXT: HIV Sebenarnya Tidak Bergejala!
Saksikan juga Sosok minggu ini: Tasawuf Underground, Syiar Islam untuk Punkers
Pakar infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Erni Juwita Nelwan, SpPD menjelaskan, gejala akut infeksi HIV sebenarnya jarang disadari karena bersifat singkat atau transient. Kalaupun terasa, sulit dikenali karena tidak spesifik.
"Kalau ke dokter, hanya akan dapat obat untuk mengatasi gajala," kata dr Erni dalam program e-Life detikcom, Jumat (26/8/2022).
"HIV sendiri infeksinya tidak memberikan gejala khusus," tegasnya.
Menurut dr Erni, infeksi HIV baru akan memunculkan gejala tertentu ketika disertai dengan infeksi lain atau koinfeksi. Sebagaimana diketahui, HIV menyebabkan sistem imun melemah sehingga pengidapnya mudah terkena koinfeksi.
"Virusnya (HIV) nggak ada gejala yang khusus. Tapi dia bisa menyebabkan orang sakit akibat infeksi lain, dan ini yang biasanya bikin dia datang ke dokter," jelas dr Erni.
Saksikan juga Sosok minggu ini: Tasawuf Underground, Syiar Islam untuk Punkers











































