Heboh laporan 414 mahasiswa Bandung positif Human Immunodeficiency Virus (HIV) berdasarkan catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung per 2021. Walaupun hanya 6,97 persen dari 5.943 data yang ditemukan, mahasiswa diduga menjadi kelompok yang paling rentan karena termasuk pada usia produktif.
Menurut ahli penyakit tropik dan infeksi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, rentan tidaknya seseorang terkait HIV bergantung pada perilakunya. Artinya, tidak ada hubungan langsung dengan status seseorang seperti pekerjaan atau mahasiswa.
"Sebenarnya kerentanan itu lebih banyak dikaitkan dengan perilaku yang bisa membuat seseorang terkena HIV. Jadi, bukan soal mahasiswa, tetapi lebih ke perilaku berisikonya," jelas dr Erni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan ada sejumlah perilaku yang mempermudah penularan terjadi. Perilaku tersebut berupa seks bebas (heteroseksual dan homoseksual), berganti-ganti pasangan tidak menggunakan pelindung (kondom), dan menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Berbeda dengan COVID-19 yang menyebar karena pasien tanpa sengaja bertemu orang lain tanpa protokol kesehatan yang ketat.
Penting untuk diketahui, virus ini terdapat pada cairan tubuh manusia, seperti darah, cairan kemaluan, ludah, dan keringat sehingga tidak bisa menyebar melalui udara. Akan tetapi, kuantitasnya berbeda-beda di setiap cairan. Paling banyak mengendap dalam darah.
Namun, tidak menutup kemungkinan ada faktor pekerjaan lain yang banyak menularkan HIV, seperti Pekerja Seks Komersial (PSK). Kini, pekerjaan tersebut bukan menjadi hal yang tabu untuk diketahui masyarakat.
Meski begitu, para pelaku perlu mewaspadai munculnya gejala-gejala HIV ataupun penyakit menular seksual lainnya untuk menekan angka penularan.
(naf/naf)











































