Terungkap biang kerok di balik wabah pneumonia 'misterius' adalah penyakit legionnaire. Sayangnya, kasus kematian akibat penyakit legionnaire di Argentina terus bertambah, kini menjadi lima pasien dari total 11 kasus terinfeksi.
Pejabat kesehatan setempat mengumumkan penambahan kematian per Minggu (4/9/2022). Kasus mewabah di sebuah klinik provinsi utara Tucumán, Argentina, San Miguel de Tucumán, banyak staf juga ikut terinfeksi.
"Dari enam pasien lain yang terinfeksi, tiga masih dirawat di rumah sakit dan yang lainnya sedang dipantau di rumah," kata Luis Medina Cruz, Menteri Kesehatan Tucumán.
Apa Itu Penyakit Legionnaire?
Dikutip dari Mayo clinic, legionnaire adalah penyakit seperti pneumonia dalam tingkat yang lebih parah. Pengidap legionnaire akan mengalami peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri legionella.
Kebanyakan orang yang terkena penyakit ini biasanya menghirup bakteri tersebut dari air atau tanah. Adapun orang yang rentan terkena penyakit ini adalah mereka yang berusia tua, perokok, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bakteri legionella juga bisa menyebabkan demam pontiac, penyakit yang lebih ringan dan menyerupai flu. Demam pontiac biasanya sembuh dengan sendirinya, tetapi penyakit Legionnaire yang tidak diobati bisa berakibat fatal.
Meskipun pengobatan dengan antibiotik biasanya menyembuhkan penyakit legionnaire, beberapa orang terus mengalami masalah setelah pengobatan.
Gejala Legionnaire
Penyakit ini biasanya berkembang dua sampai 10 hari hari setelah terpapar bakteri legionella. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa:
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Demam 40 C atau lebih tinggi
Kemudian pada hari kedua atau ketiga, gejala lainnya dapat muncul, seperti:
- Batuk, yang mungkin mengeluarkan lendir dan terkadang darah
- Sesak napas
- Sakit dada
- Gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah, dan diare
- Kebingungan atau perubahan mental lainnya
Komplikasi Legionnaire
Apabila tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang mengancam nyawa, termasuk:
- Kegagalan pernapasan. Ini terjadi ketika paru-paru tidak dapat menyediakan oksigen yang cukup bagi tubuh atau tidak dapat mengeluarkan cukup karbon dioksida dari darah.
- Syok septik. Ini terjadi ketika penurunan tekanan darah yang parah dan tiba-tiba mengurangi aliran darah ke organ vital, terutama ke ginjal dan otak. Jantung mencoba untuk mengkompensasi dengan meningkatkan volume darah yang dipompa, tetapi beban kerja ekstra akhirnya melemahkan jantung dan mengurangi aliran darah lebih jauh.
- Gagal ginjal akut. Ketika gagal ginjal terjadi, tingkat cairan dan limbah yang berbahaya dapat menumpuk di tubuh.
(suc/up)











































