Sebanyak tiga tersangka pembunuhan Brigadir J menjalani pemeriksaan lie detector atau uji kebohongan. Ketiga tersangka yakni Bharada Eliezer, Bripka Ricky dan Kuat Ma'ruf.
Lie Detector merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kebohongan menggunakan mesin poligraf. Alat ini akan menganalisis beberapa indikator fisiologis seperti tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan konduktivitas kulit pada saat tanya jawab berlangsung.
Dikutip dari American Psychological Association, alat ini banyak dipakai oleh banyak negara untuk menginterogasi tersangka kriminal atau juga kandidat pekerja di sektor publik maupun swasta yang dinilai sensitif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umumnya, alat ini memiliki 3 sensor utama dengan cara kerja sebagai berikut:
- Sensor pneumograf: mendeteksi detak napas di dada dan perut yang sensornya dililitkan di dada.
- Sensor blood pressure: mendeteksi adanya perubahan tekanan darah dan detak jantung. Sensor kabel ini ditempelkan pada bagian lengan.
- Sensor skin resistance: melihat dan mendeteksi keringat yang ada di tangan. Kabel sensor ini umumnya juga ditempelkan pada jari-jari tangan.
Sayangnya, kredibilitas poligraf sebagai alat pendeteksi kebohongan telah banyak dipertanyakan sejak 1921. Psikolog forensik Reza Indragiri juga menyebut lie detector tidak efektif untuk memeriksa seseorang.
"Tidak efektif. Bahkan pseudoscience saja itu. Kapolri tekankan harus saintifik toh," ucap Reza Indragiri pada detikcom, Selasa (6/9/2022).
Reza menambahkan bahwa alat ini tidak layak digunakan untuk pemeriksaan karena perubahan fisiologis tubuh dalam derajat tertentu tidak dapat diartikan sebagai indikasi kebohongan. Akhirnya, pemeriksaan dengan metode ini menjadi subjektif, terlebih jika dalam keadaan dan tekanan yang berbeda data fisiologis juga mudah berubah.
Reza menyatakan tingkat kesalahan poligraf dibagi dalam dua jenis. Yang pertama adalah false negatif atau orang yang tidak bersalah saat diperiksa, dia gagal atau divonis bohong. Kedua, false positif yaitu ketika orang yang bersalah diperiksa, dia berhasil mengelabui atau divonis jujur.
Next: Hasil lie detector Bharada E-Kuat Ma'ruf
Hasil lie detector Bharada E sampai Kuat Ma'ruf
Bharada Eliezer, Bripka Ricky dan Kuat Ma'ruf telah menjalani pemeriksaan oleh Bareskrim Polri menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) terkait kasus dugaan pembunuhan Brigadir Yosua.
"Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian, mengatakan "Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR dan KM, hasilnya 'no deception indicated' alias jujur," Selasa (6/9/2022).
Detail pemeriksaan tidak dijelaskan, namun Andi mengatakan bahwa metode ini dipakai untuk memperkaya bukti.
Simak Video "Video: PDSKJI Sebut Daya Kognitif Lemah Buat Perilaku Remaja Makin Agresif"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































