Prostat adalah bagian dari reproduksi pria yang berfungsi untuk menghasilkan cairan air mani. Seiring bertambahnya usia, prostat juga cenderung bertambah ukurannya. Ini disebut sebagai hiperplasia prostat jinak, tetapi bukan kanker. Sementara pembesaran prostat yang disebabkan oleh kanker adalah pembesaran yang terjadi di luar kendali.
Beberapa kanker prostat tumbuh dan menyebar dengan cepat, namun sebagian besar tumbuh secara perlahan. Dikutip dari Cancer.org, studi otopsi menunjukkan bahwa banyak pria yang meninggal karena penyebab lain, ternyata juga menderita kanker prostat namun tidak diketahui. Pada banyak kasus, kanker prostat ini jarang disadari keberadaannya.
Di samping itu, banyak juga anggapan bahwa sering berhubungan seksual atau bahkan jarang berhubungan seksual dapat mempengaruhi tingginya risiko kanker prostat. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan kebenaran dari anggapan tersebut.
Dokter spesialis urologi, dr Dyandra Parikesit, BMedSc., SpU menjelaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa frekuensi hubungan seksual dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat.
"Berhubungan (seksual) itu kan sebenarnya sesuatu yang natural dan memang tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan frekuensi baik itu kurang atau banyak (dalam berhubungan seksual) kan kita tidak tahu jumlahnya, artinya normalnya itu seberapa sih," kata dr Dyandra pada webinar Prostate Cancer Awareness Month (PCAM), Rabu (21/9/2022).
Dokter Dyandra juga menambahkan bahwa prostat bekerja sesuai dengan fungsinya dan tidak berhubungan dengan frekuensi berhubungan seksual.
"Karena memang fungsi dari prostat itu sendiri membuat cairan ejakula yang akan ditambahkan dan dicampur dengan sperma lalu menjadi ejakulasi. Jadi memang sudah sesuai dengan fungsinya jadi tidak berhubungan dengan frekuensi berhubungan seksual," tambahnya.
Simak Video "Pantangan Makanan untuk Pasien Kanker Prostat"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)