Belakangan, viral kisah wanita di Bogor mengidap leukemia. Ia menduga penyakit itu muncul karena hobinya gonta-ganti warna rambut.
Namun, menurut spesialis kanker spesialis penyakit dalam subspesialis Hematologi-Onkologi (kanker) Prof drf Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, sejauh ini tidak ada bukti langsung yang menyimpulkan cat rambut menjadi pemicu leukemia.
"Cat rambut tidak merupakan faktor yang signifikan untuk leukemia," kata Prof Zubairi kepada detikcom, Kamis (29/9/2022).
Cat atau pewarna rambut memang mengandung beberapa zat kimia. Hal ini diungkapkan oleh dokter kulit di India Dr Geeta Oberoi.
"Pewarna rambut terkadang mengandung zat tidak berwarna seperti amina aromatik dan fenol. Zat ini mengandung hidrogen peroksida kimia, yang bekerja seperti zat pemutih, dengan memecah melanin di rambut Anda," beber Dr Geeta Oberoi yang dikutip dari Times of India, Jumat (30/9/2022).
"Beberapa pewarna mungkin juga mengandung komponen yang dikenal sebagai ppd, atau bahkan timbal dan merkuri," sambungnya.
Jika digunakan dalam jangka panjang, bahan kimia ini cenderung meresap ke dalam kulit melalui kulit kepala. Asap yang mereka keluarkan saat reaksi kimia terjadi bisa terhirup, dan menyebabkan komplikasi kesehatan di kemudian hari.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut efek samping penggunaan pewarna rambut permanen:
1. Kerusakan Rambut
Pewarna rambut permanen seringkali mengandung amonia (atau bahan kimia serupa dan peroksida. Amonia menembus batang rambut dan peroksida menetralkan (atau memutihkan) pigmen alami di rambut, hingga menghilangkan warna. Proses mengendurkan kutikula rambut untuk mencapai korteks rambut dan memutihkan pigmen alaminya ini dapat menyebabkan kerusakan rambut.
Dikutip dari Stylecraze, hal ini dapat menyebabkan kilau rambut hilang dan rambut mudah patah. Cara untuk mengatasinya adalah dengan memotong rambut.
2. Reaksi Alergi
Tidak jarang pewarna rambut menyebabkan reaksi alergi, terutama karena pewarna rambut permanen mengandung paraphenylenediamine yang merupakan alergen umum.
Orang yang mengidap dermatitis kontak sangat rentan terhadap reaksi karena PPD dan bahan kimia lain yang ada dalam pewarna. Orang dengan kondisi kulit, seperti eksim dan psoriasis, juga sensitif terhadap pewarna rambut.
Dalam kasus yang lebih ringan, pewarna permanen dapat menyebabkan gatal, iritasi kulit, kemerahan, dan pembengkakan pada kulit kepala atau area sensitif lainnya seperti wajah serta leher.
Semakin banyak seseorang mewarnai rambut, semakin besar kemungkinannya mengalami reaksi yang merugikan. Meski sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi yang disebabkan pewarna rambut.
3. Dampak Pada Fertilitas (Kesuburan)
Pewarna rambut mungkin tidak benar-benar dapat mempengaruhi kesuburan atau kehamilan. Sebab, penelitian terkait hal ini masih belum menemukan kepastian. Namun, disarankan untuk menghindari pewarna rambut jika ingin hamil.
4. Rambut Rontok
Dikutip dari Times of India, zat pewarna rambut yang berbahaya dapat menyebabkan kerusakan, karena membuat rambut lemah. Akibatnya rambut mudah patah, rontok, dan menipis karena bahan kimia yang ada di dalam pewarna rambut.
5. Konjungtivitis
Jika pewarna rambut yang mengandung bahan kimia mengenai area sensitif pada wajah, seperti mata, dapat menyebabkan konjungtivitis atau mata merah muda. Dalam kasus lain, itu bisa memicu peradangan dan ketidaknyamanan pada mata yang parah.
6. Asma
Asma juga menjadi salah satu gejala reaksi alergi yang parah terhadap pewarna rambut. Jika menghirup bahan kimia yang terkandung dalam pewarna rambut secara terus-menerus, bisa menyebabkan batuk, mengi, radang paru-paru, ketidaknyamanan tenggorokan, hingga serangan asma.
Simak Video "Detik-detik Diduga Jambret Diadang-Dilempari Traffic Cone oleh Warga"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)