3 Fakta Viral 'Thanks Base', Pakar Seks Wanti-wanti Risiko Cinta Satu Malam

3 Fakta Viral 'Thanks Base', Pakar Seks Wanti-wanti Risiko Cinta Satu Malam

Nurul Febian Danari - detikHealth
Rabu, 12 Okt 2022 19:00 WIB
3 Fakta Viral Thanks Base, Pakar Seks Wanti-wanti Risiko Cinta Satu Malam
Foto: Getty Images/iStockphoto/Motortion
Jakarta -

Baru-baru ini ramai istilah 'thanks base' di sosial media yang dikaitkan dengan berbagi pengalaman soal 'one night stand' dengan orang yang ditemuinya di dunia maya.

Tren ini memicu berbagai reaksi warganet maupun ahli kesehatan karena dianggap menormalisasi hubungan seks tidak aman. Selain itu, tren semacam ini berisiko terinfeksi penyakit menular seksual.

Pakar psikologis mengatakan bahwa tren ini terjadi di tengah-tengah kalangan anak-anak muda yang butuh validasi, sehingga pengalaman semacam ini disebarkan ke media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risiko cinta satu malam

1. Tertular penyakit menular seksual

ADVERTISEMENT

One night stand atau cinta satu malam diwanti-wanti berisiko tertular penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi seksual menular (IMS).

Meskipun telah menggunakan kondom, penyakit menular seksual masih dapat menyebarkan penyakit seperti kutil kelamin, herpes, dan sifilis karena penyakit tersebut ditularkan dari kulit ke kulit.

"Kondom membantu mengurangi risiko sebagian besar infeksi, tapi tidak semua," kata pakar seks Antonio Pizarro, MD, kepada Self.

2. Berisiko bertemu partner sadomasokis

Tak hanya berisiko terkena penyakit menular seksual, pakar seks, dr Boyke mengingatkan tren 'Thanks Base' bisa membahayakan keselamatan jiwa. Pasalnya, seseorang tidak benar-benar mengetahui latar belakang dari partner hubungan seksualnya.

"Tolong hati-hati dengan pengalaman seperti itu. Karena kita tidak tahu jika seperti itu, kerjanya di mana, bahkan namanya saja tidak tahu," kata dr Boyke saat dihubungi detikcom, Rabu (12/10/2022).

"Ini ya sama saja kaya one night stand kan, sudah ada dari dulu. Banyak risikonya, masalahnya kita nggak tahu dia bisa saja punya ketertarikan seksual sadomasokis, tiba-tiba ngeluarin rantai, tiba-tiba kalian diikat," tambahnya.

Sadomasokis merupakan tindakan menyakiti pasangan sebelum berhubungan seksual karena itulah yang membuatnya semakin terangsang atau ereksi. dr Boyke menyebut banyak kasus one night stand yang berakhir tak sesuai dengan yang dibayangkan.

3. Dampak psikologis

Psikolog klinis dari Ohana Space Arrundina Puspita Dewi, MPsi menilai hal semacam ini memiliki risiko serupa seperti aktivitas Friends With Benefits. Pasalnya, mereka 'menormalisasi' seks bebas dengan berbagai alasan.

Bisa jadi karena sekadar kesepian atau membutuhkan validasi.

"Belum lagi perempuan kan setelah seks jadi punya bonding gitu sama sex partnernya, nah hal ini tuh nggak terjadi di laki-laki," kata dia saat diwawancara detikcom Rabu (12/10/2022).

Biasanya, saat aktivitas seks terjadi, hormon oksitosin yang dihasilkan oleh wanita lebih banyak daripada pria. Sehingga setelah berhubungan seks, wanita kebanyakan lebih melekat pada pasangannya.

"Nggak sehat karena berganti-ganti pasangan," tegas Arrundina.

Kebanyakan wanita yang melakukan one night stand tidak memikirkan hal tersebut.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Rencana Denmark Batasi Medsos untuk Anak di Bawah 15 Tahun"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Berita Terkait