Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) buka suara terkait cemaran etilen glikol dan dietilen glikol memicu gagal ginjal akut pada anak Indonesia. Total sudah ada 241 anak yang terkena, 133 di antaranya meninggal dunia.
Inspektur Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Elin Herlina, Apt, MP menyebut kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi pihaknya. BPOM RI memastikan bakal terus melakukan pengawasan secara intensif.
"Strategi BPOM dengan adanya kejadian ini merupakan pembelajaran bagi kami terus mengintensifkan pengawasan khususnya terhadap bahan cemaran yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal ini EG dengan DEG," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Jumat (21/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mekanismenya sama seperti pengawasan post market dan pre market, adalah sesuai dengan ketentuannya bertanggung jawab terhadap mutu dan khasiat obat," sambungnya.
BPOM RI juga menegaskan setiap industri farmasi bertanggung jawab dalam pengujian hingga penelusuran obat terkait bahan baku dalam sirup obat.
"Produsen juga harus melakukan jaminan melalui pengujian, penelusuran dalam obat-obat yang terkait berhubungan obat tersebut, itu melakukan pengujian terhadap bahan baku obat," tandasnya.
(naf/up)











































