Kerumunan yang tidak terkendali menyebabkan beberapa peserta pesta halloween di Itaewon, Korea Selatan, mengalami henti jantung mendadak. Banyak di antara mereka yang terkapar di pinggir jalan akibat belum mendapatkan bantuan medis.
Tragedi tersebut menewaskan lebih dari 150 orang. Bencana bermula dari kerumunan di gang sempit, lalu muncul rasa panik sehingga saling berdesak-desakan.
Dokter spesialis jantung, dr Titus Kurnia Hariadi, SpJP, FIHA mengatakan manifestasi klinis atau tanda-tanda dari henti jantung yang paling sering adalah pingsan atau kolaps.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Henti jantung sebenarnya ada manifestasi klinisnya. Paling sering kita lihat adalah kolaps atau tiba-tiba hilang kesadaran," ungkapnya ketika ditemui di Cikini, Rabu (2/11/2022).
Tenaga medis dari Rumah Sakit Primaya PGI Cikini tersebut juga menjelaskan pengidap henti jantung biasanya tidak bisa menanggapi suara atau sentuhan dari orang lain dan pergerakan otot dada terhenti. Umumnya, kondisi tersebut disebabkan oleh hipoksia, di mana tubuh tidak memiliki cukup oksigen untuk menjalankan fungsi organ-organ vital.
"Kedua, tidak ada respon terhadap suara, tepukan, atau sentuhan. Kemudian, tidak ada napas secara alamiah. Biasanya dada mengembang atau naik-turun, kalau henti jantung kita perhatikan tidak ada," jelasnya.
Selain itu, pengecekan terhadap pembuluh nadi pengidapnya perlu diperhatikan. Aliran darah yang terhambat akibat kinerja jantung terhenti bisa menghentikan detak nadi di leher, pergelangan tangan, dan pangkal paha.
"Keempat, tidak terabanya nadi di pembuluh darah besar, seperti di leher, pergelangan tangan, atau pangkal paha," tuturnya.
Jika masyarakat menemukan seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi tenaga medis terdekat untuk diberikan penanganan lebih lanjut. Sembari menunggu bantuan medis datang, lakukanlah Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) sebagai pertolongan pertama.
Menurut dr Titus, CPR yang tepat dilakukan melalui mengompresi atau menekan dada sebanyak 100 kali dalam semenit dengan kedalaman 5-6 cm. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi otot dan detak jantung secara normal.
(up/up)











































