Pakar IDI Minta RI Hati-hati Kasus COVID-Kematian Ngegas, Desak Perketat Aturan

ADVERTISEMENT

Pakar IDI Minta RI Hati-hati Kasus COVID-Kematian Ngegas, Desak Perketat Aturan

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 21 Nov 2022 08:03 WIB
Jubir Kemenkes Mohammad Syahril menyebutkan bahwa XBB maupun BQ.1 menyumbang lebih dari 20 persen penambahan kasus baru di Indonesia.
Ilustrasi COVID-19 di Indonesia. (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Pakar kesehatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyoroti peningkatan kasus COVID-19 signifikan di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Menurutnya, publik harus bersiap dengan kemungkinan laporan harian hingga angka kematian COVID-19 yang terus merangkak naik.

"Indonesia harus berhati-hati dan bersiap hadapi peningkatan kasus COVID-19 dan kematian ke depan," tegas dia.

"Perlu kebijakan lebih agresif lagi untuk memastikan masyarakat, terutama lansia mendapatkan vaksinasi booster," pesan dia dalam akun Twitter pribadinya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan, Senin (21/11/2022).

Seperti diketahui, subvarian Omicron XBB dan BQ.1 sudah mendominasi 60 persen dari total kasus harian COVID-19. Prof Zubairi menekankan, dalam kasus varian apapun, kuncinya tetap memperketat protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasi.

Baru-baru ini, ia juga ikut menyoroti catatan kenaikan bed occupancy rate di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Saiful Anwar Malang (RSSA). Pasalnya ruangan pasien COVID-19 dikatakan nyaris penuh.

"Alarm. Tingkat keterisian BOR 49 persen, cukup signifikan karena rata-rata BOR di RS sebelumnya 5 persen," terang dia.

Kasubbag Humas RSSA Saiful Anwar Donny Iryan membenarkan terjadinya peningkatan, tetapi kemudian ia mengklarifikasi jika hunian pasien COVID-19 tidak sampai penuh, alias masih tersedia. "Tidak sampai penuh dan stagnan," kata dia, dikutip dari Antara.



Simak Video "Potret Rumah Sakit di Shanghai yang Padat Pasien Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT