Miris! Sri Mulyani Ungkap Belanja Rokok Kedua Terbesar di RI Usai Beras

ADVERTISEMENT

Miris! Sri Mulyani Ungkap Belanja Rokok Kedua Terbesar di RI Usai Beras

Vidya Pinandhita - detikHealth
Senin, 12 Des 2022 15:32 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani turut menjadi nara sumber dalam #DemiIndonesia. Sri Mulyani bicara tentang keuangan Indonesia.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menegaskan di Indonesia, konsumsi rokok memicu pengeluaran terbesar bagi rumah tangga. Bahkan disebutkannya, 'ongkos' untuk jajan rokok besarnya melebihi bahan makanan seperti daging dan telur.

"Rokok adalah komponen pengeluaran terbesar bagi rumah tangga. Baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Dia termasuk ke dalam dua tertinggi," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (12/12/2022). Dalam paparannya tertera, pengeluaran rumah tangga terbesar diduduki oleh belanja beras.

"Ini memang menimbulkan suatu dilema mengenai bagaimana kita bisa mempengaruhi konsumsi rumah tangga agar lebih memprioritaskan barang-barang yang memang lebih bergizi atau lebih dibutuhkan oleh terutama anak sehingga dia bisa menjadi tumbuh sehat dan produktif serta baik," imbuh Sri.

Dalam paparannya disebutkan, rumah tangga miskin rata-rata mengeluarkan Rp 246.382 per bulan untuk rokok. Padahal menurutnya, besaran uang ini bisa digunakan untuk membeli tahu dan tempe demi meningkatkan gizi rumah tangga miskin.

Seiring itu Sri menjelaskan, mengacu pada RPJMN 2020-2024, prevalensi merokok untuk pria dewasa di Indonesia mencapai 71,3 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi nomor satu di dunia. Sedangkan secara dewasa keseluruhan, prevalensi merokok orang dewasa di Indonesia sebesar 37,6 persen, dengan urutan kelima tertinggi di dunia.

Kondisi itulah yang kemudian memicu peningkatan biaya cukai untuk rokok. Tak lain, demi menekan jumlah konsumsi rokok di Indonesia.

"Dengan adanya cukai sebagai instrumen fiskal untuk mengendalikan konsumsi memang diharapkan penerapan cukai akan meningkatkan harga yang kemudian bisa mengurangi prevalensi merokok. Tentunya kita juga tahu bahwa selain faktor harga, ada juga faktor lain seperti iklan, pendidikan, serta akses yang mudah untuk membeli," pungkasnya.



Simak Video "Bahaya Vape Vs Rokok"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT