Viral Ranjang Pasien HIV di RS Diplastik, Diskriminatif atau Memang SOP?

Round Up

Viral Ranjang Pasien HIV di RS Diplastik, Diskriminatif atau Memang SOP?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Sabtu, 17 Des 2022 06:30 WIB
Viral Ranjang Pasien HIV di RS Diplastik, Diskriminatif atau Memang SOP?
Viral ranjang pasien HIV di RS diplastik. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Shinyfamily)
Jakarta -

Baru-baru ini heboh foto ranjang di rumah sakit diberi plastik, disebut-sebut khusus untuk pasien pengidap HIV-AIDS. Foto yang tersebar di media sosial Twitter lantas viral dan menuai beragam respons netizen.

Beberapa di antaranya menganggap pemberian plastik di ranjang pasien HIV-AIDS merupakan sikap diskriminatif. Namun, tidak sedikit juga di antara mereka yang menilai jika tatalaksana itu sudah sesuai SOP.

Peneliti health global security Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia ikut berkomentar. Menurutnya, berlebihan jika benar ranjang RS yang diberi plastik khusus untuk pasien HIV-AIDS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, penularan HIV-AIDS tidak sesederhana itu. ''Karena pasien HIV-nya bisa jadi memiliki viral load atau jumlah virus yang kecil lantaran dia teratur minum ARV, ya tentu kecil kemungkinan tertular,'' kata Dicky kepada detikcom, ditulis Jumat (16/12/2022).

''Apalagi kalau RS itu nakes menerapkan universal precaution seperti dia memakai masker, sarung tangan, ada juga baju yang dari bahan plastik, itu juga, selain tentu tindakannya jarum yang hanya sekali pakai, ya akan mengurangi potensi penularan,'' sambung dia.

ADVERTISEMENT

Eks Petinggi WHO

Tidak jauh berbeda, Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mewanti-wanti jangan sampai perlakuan tersebut memperburuk stigma negatif yang kerap terjadi di pengidap HIV-AIDS. Terlebih, selama ini tidak ada rekomendasi penggunaan plastik di ranjang RS pengidap HIV-AIDS.

"Tidak ada standar khusus untuk pasien HIV bahkan harus menggunakan plastik seperti info ini. Juga masalah stigma pada HIV harus dihindari, karena akan amat merugikan program penanggulangannya," kata Prof Tjandra saat diskusi dengan detikcom, Jumat (16/12/2022).

Memang Seberapa Risiko Nakes Tertular?

Seperti yang sudah dijelaskan, risiko penularan tergantung viral load atau jumlah virus pasien. Nakes bisa saja berisiko terpapar lebih tinggi jika viral load pasien HIV-AIDS terbilang tinggi.

Namun, penularan tentu bisa dicegah. Menurut Kementerian Kesehatan RI, beberapa pedoman bagi nakes saat menangani pasien HIV-AIDS di fasilitas perawatan kesehatan adalah sebagai berikut:

  • Menjaga Kebersihan tangan
  • Melengkapi alat Pelindung Diri (APD)
  • Penempatan pasien
  • Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
  • Pengelolaan lingkungan
  • Pengelolaan linen
  • Praktik penyuntikan yang aman
  • Praktik pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal punksi
  • Perlindungan dan kesehatan karyawan dengan melaksanakan tatalaksana pasca pajanan atau paparan.

NEXT: Cara Penularan HIV AIDS

Cara penularan HIV:

1. Seks Berisiko

HIV bisa menular saat seseorang melakukan hubungan seksual berisiko yakni bergonta-ganti pasangan dan tidak memakai pelindung seperti kondom.

2. Penularan ke Bayi

HIV bisa ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan, proses melahirkan, atau menyusui. Namun, kasus penularan melalui proses tersebut jarang terjadi, terlebih saat ini banyak pengobatan HIV yang efektif dan menekan risiko penularan sebagai pencegahan.

3. Jarum Suntik

Seseorang berisiko tinggi tertular HIV jika berbagi jarum suntik dengan orang yang mengidap HIV. Karenanya, disarankan untuk tidak pernah berbagi jarum atau peralatan lain untuk menyuntikkan obat-obatan, hormon, steroid, atau silikon.

4. Seks Oral

Seks oral disebut meningkatkan risiko penularan HIV, seperti ejakulasi di mulut saat sariawan, gusi berdarah, atau adanya luka genital.

Sebagaimana diketahui, HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sampai saat ini tidak ada obat yang efektif untuk menyembuhkan virus tersebut. Begitu orang tertular HIV, mereka akan mengidapnya seumur hidup.

Namun dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan. Orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan HIV yang efektif dapat berumur panjang, hidup sehat dan melindungi pasangannya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Apa Tantangan Terbesar Hidup sebagai Perempuan dengan HIV?"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Berita Terkait